kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hippindo: Penjualan ritel pada September 2020 mulai turun


Minggu, 13 September 2020 / 18:10 WIB
Hippindo: Penjualan ritel pada September 2020 mulai turun
ILUSTRASI. Aktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan September 2020, pelaku ritel mengaku khawatir. Pasalnya, penjualan riil dalam waktu kurang dari dua pekan di bulan ini, sudah mulai menunjukkan tren penurunan dari penjualan pada Agustus maupun Juli.

“Memang (penjualan) di September ini, beberapa teman-teman (pelaku ritel) mengatakan agak jelek. Sudah mulai turun lagi trennya,” kata Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta kepada Kontan.co.id. 

Sebelumnya, penjualan eceran riil pada Juli 2020 menunjukkan perbaikan meski masih berada dalam fase kontraksi, yaitu dengan pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) minus 12,3% yoy. 

Berdasarkan survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) pun, IPR pada Agustus 2020 diperkirakan akan membaik, dan ini tercermin dari pertumbuhan IPR yang makin baik meski berada di zona kontraksi, yaitu minus 10,1% yoy. 

Baca Juga: PSBB Jakarta diperketat, Kemenhub sebut tidak ada penerapan SIKM

Akan tetapi, Tutum mengaku kalau para pengusaha ritel akan tetap menjalankan aktivitas perdagangan seperti biasa, plus melakukan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

Sembari tetap menggerakkan usahanya, pelaku ritel tapi tetap harap-harap cemas dalam menunggu kepastian kapan penjualan akan kembali meningkat, atau minimal seperti masa sebelum adanya Covid-19. 

Tutum berpendapat, kunci dari membaiknya kinerja penjualan riil maupun perekonomian Indonesia memang sangat bergantung pada keberhasilan pemerintah dalam menyembuhkan sektor kesehatan, salah satunya adalah dengan adanya vaksin. “Selama kesehatan masih buruk, siapapun akan menghindari keramaian. Apalagi, keramaian salah satunya diidentikkan dengan pusat perbelanjaan,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Agustus 2020 surplus US$ 2,24 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×