Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BEKASI. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan bisa memiliki holding jasa survey pada akhir tahun ini. PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) akan menjadi induk, yang beranggotakan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo.
Direktur Utama BKI sekaligus koordinator pembentukan holding jasa survey BUMN, Rudiyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan proses pembentukan holding ini bisa rampung pada Desember 2019.
"Targetnya bulan Desember ini (holding) terbentuk," ungkapnya saat Site Visit Stakeholder BUMN Jasa Survey yang digelar di Laboratorium Center Sucofindo Cibitung, Bekasi, Jum'at (23/8).
Baca Juga: MARK jajal pasar ekspor baru China dan Sri Langka
Rudiyanto bilang, meski skema holding sudah rampung sejak Oktober 2018 lalu, namun pembentukannya masih memerlukan waktu. Ia menyebut ada sejumlah persiapan yang harus diselesaikan, seperti prosedur legal, administrasi dan juga dari sisi kesiapan operasional.
"Ada proses yang harus diikuti, tidak hanya administratif tapi juga pembahasan aspek legal yang harus ditelaah kembali," ungkap Rudiyanto.
Sebab, Rudiyanto menyampaikan bahwa baik itu BKI, Surveyor Indonesia maupun Sucofindo memiliki penugasan tersendiri dari sejumlah kementerian terkait dengan jasa survey, inspeksi atau pun pengujian dan sertifikasi.
Yang terpenting, sambung Rudiyanto, saat ini pihaknya sudah mengantongi persetujuan prinsip dari Presiden Joko Widodo. Sehingga sekarang ini pihaknya tinggal menuntaskan proses harmonisasi di tingkat kementerian terkait sembari memantapkan integrasi teknis dan administratif dari tiga BUMN tersebut.
Baca Juga: Ada kericuhan di Papua, Freeport Indonesia klaim kinerja operasional tak terganggu
"Kita sudah mendapatkan persetujuan prinsip dari Presiden. Selanjutnya proses harmonisasi semua peraturan dan langsung dibuat dalam bentuk penetapan BUMN holding survey," jelasnya.
Rudiyanto menargetkan, melalui holding jasa survey tersebut, BUMN bisa memperbesar pangsa pasar di sektor ini. Ia menuturkan, masing-masing perusahaan memang memiliki segmentasi pengguna jasa tersendiri.
Tapi secara agregat, Rudiyanto mengatakan bahwa pangsa pasar dari ketiga BUMN jasa survey tersebut sekarang ini baru mencapai sekitar 36%. Dengan pembentukan holding, Rudiyanto membidik target untuk bisa memperbesar pangsa pasar hingga menjadi lebih dari 50%.
"Kita mencoba leverage pasar tidak hanya dalam, tapi juga luar negeri. Kita berharap secara gradual 3-5 tahun proses kita untuk bisa menaikkan jadi lebih dari 50%," terangnya.
Sedangkan dari segi kesiapan, Rudiyanto mengklaim ketiga BUMN tersebut sudah siap dan terus melakukan penguatan operasional bersama. "InsyaAllah kita siap. Kami sudah serahkan beberapa pemetaan dan terus melakukan kegiatan bersama. Jadi sudah ada inisiatif sinergi sebelum holding terbentuk," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Komersial II PT Sucofindo M. Haris Witjaksono memastikan pembentukan holding ini tidak akan mengganggu kinerja bisnis dan operasional perusahaan anggota holding. Malah, kata dia, holding ini akan menguntungkan bagi ketiga BUMN tersebut.
Baca Juga: Trending Topics: Alibaba menunda IPO, penjualan mobil mulai bergairah
"Justru dengan holding ini beberapa opportunity seperti project skala besar yang tidak bisa kita kerjakan sendiri, bisa dikerjakan bersama," katanya kepada Kontan.co.id.
Haris mencontohkan, jika anggota holding memiliki pekerjaan di suatu lokasi namun tidak mempunyai cabang atau infrastruktur yang memadai, maka bisa langsung bekerjasama dengan anggota lainnya.
Alhasil, secara keseluruhan kapasitas utilisasi aset perusahaan bisa menjadi lebih baik. "Kebetulan kan cabang kita paling banyak, jadi jika yang lain ada pekerjaan di tempat Sucofindo beroperasi bisa menggunakan (infrastruktur) kita, begitu sebaliknya" katanya.
Menurut Haris, tuntutan pasar dalam jasa survery, standar, kualitas, dan sertifikasi akan semakin besar. Ia menilai, penguatan manajemen, operasional dan aset melalui holding bisa menjawab perkembangan pasar tersebut.
"Jadi walau service kita beririsan, tapi kan market nggak bisa dipaksa. Tetap ada segmentasi, tapi sekarang semangatnya sinergi," ungkap Haris.
Baca Juga: Politik masih kacau, Alibaba menunda IPO di bursa Hong Kong
Adapun, sebagai salah satu pengguna jasa survey, Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyambut positif pembentukan holding ini. Tjahjono Roesdianto, Anggota Dewan Penasehat Iperindo berharap holding ini bisa memperkuat pelayanan BUMN sektor jasa kepada pelanggan.
"Kalau sudah holding harusnya ada pelayanan yang mereka bisa lakukan bersama, jadi tidak perlu cari-cari ke tempat lain," ujarnya.
Kendati begitu, Tjahjono memberikan catatan. Ia menekankan, setelah menjadi holding, BUMN jasa survey ini harus tetap kompetitif dengan berorientasi pada pelayanan konsumen. "Jadi setelah menjadi holding jangan merasa besar lalu tidak mendatangi market. Karena sudah integrasi, harus lebih customer oriented," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News