kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,43   -7,06   -0.76%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hortikultura lokal makin disukai internasional


Kamis, 10 Juli 2014 / 20:02 WIB
Hortikultura lokal makin disukai internasional
ILUSTRASI. Penggunaan sepeda motor listrik Gesits untuk jasa logistik Lion Parcel di Jakarta. KONTAN/Muradi/2021/11/25


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Potensi hortikultura yakni buah dan sayuran Indonesia makin diminati masyarakat dunia. Setelah buah manggis, menyusul komoditas hortikultura lain turut makin diminati pasar internasional. Demi meningkatkan kualitas hortikultura di pasar dunia, Kementrian Pertanian (Kementan) fokus pada pengelolaan hortikultura.

Jamil Musanif, Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Kementrian Pertanian menyebut, beberapa komoditas seperti buah marqisa, terong, cabai merah dan kacang hijau pada semester 2 ini makin diminati merambah pasar internasional.

Atas komoditas tersebut negara tujuan ekspor komoditas tersebut ke Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), Tiongkok dan Unit Emirat Arab. "Jepang menjadi negara paling gemar impor hortikultura dari Indonesia. Jenisnya terong, kacang hijau juga produk jamu herbal," kata Jamil pada Kamis (10/7).

Diakui Jamil, produk hortikultura Indonesia naik daun sebab produktivitas saat ini naik. Plus munculnya beberapa sentra produksi sayur dan buah di beberapa daerah Indonesia seperti Sumatra Utara , Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Disisi lain produk jamu herbal seperti kunyit asam, jahe, temulawak, kumis kucing dan tanaman purwaceng juga merambah pasar ekspor di AS , Tiongkok dan Jepang.

Tingginya konsumsi masyarakat akan produk herbal membuat produk jamu herbal makin digemari masyarakat dunia. Sayang, Jamil mengakui di tanah air produksi jamu herbal masih belum mendapat tempat di dunia kesehatan. Kondisi ini terjadi karena belum adanya sinkronisasi antara industri dengan petani. Kalaupun ada kata Jamil, jumlahnya masih sedikit dan dikuasai industri-industri besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×