Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
BOGOR. Honda Prospect Motor (HPM) mengakui strategi diskon harga mobil baru dari dealer merupakan bagian dari strategi penjualan, tapi seharusnya punya batas kewajaran. Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM Jonfis Fandy mengatakan, ada efek samping merugikan bila masyarakat terus teredukasi dengan embel-embel diskon.
Ketika permintaan unit tidak seimbang dengan suplai, sudah sepantasnya jaringan pemasaran mengatur strategi mempercepat penjualan. Salah satu cara yang bisa digunakan dengan menebar potongan harga beli konsumen. Kebijakan ini milik dealer, tapi jika berjalan seperti “cuci gudang”, konsumen hanya diuntungkan di awal pembelian.
Paling krusial, menurut Jonfis, diskon menjatuhkan resale value mobil. Hal ini berkaitan dengan kelanjutan penjualan. “Kebiasaannya, konsumen cenderung ingin upgrade dari mobil yang dimiliki sekarang. Lalu ketika mobil dijual, harganya jatuh. Mau beli yang baru kemahalan,” kata Jonfis di Bogor, Kamis, (21/8).
Dampak lain, lanjut Jonfis, persaingan menjadi tidak sehat bahkan untuk sesama dealer. Lalu akan muncul ketidakpercayaan, terhadap dealer, produk, dan merek.
HPM juga mengakui dealer-dealer pernah memberikan rabat hingga Rp 20 juta untuk menghabiskan stok Jazz versi lama. Ini dilakukan sebelum All-New Jazz dipasarkan Juni lalu.
“Semua mobil yang dijual sudah ada rumusnya, termasuk berapa insentif untuk dealer. Diskon itu sepeti narkoba, semakin lama dosisnya makin tinggi. Bisa dihentikan kalau stop produksi, tapi apa mungkin bisa,” tutur Jonfis. (Febri Ardani Saragih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News