kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IBC Buka Peluang Komunikasi dengan Pemain Kendaraan Listrik di Indonesia


Senin, 10 Januari 2022 / 06:58 WIB
IBC Buka Peluang Komunikasi dengan Pemain Kendaraan Listrik di Indonesia


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Baterai Indonesia atawa Indonesia Battery Corporation (IBC) membuka peluang berkomunikasi dengan berbagai pemain kendaraan listrik di Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri. 

Ada rumor beredar IBC berencana menggandeng PT Honda Prospect Motor (HPM) dan PT Astra International Tbk untuk mengembangkan kendaran listrik di Indonesia.

“Dalam rangka EV (electric vehicle) ekosistem creation dan hilirisasi baterai di Indonesia, saat ini IBC senantiasa membuka komunikasi kepada berbagai EV player yang ada di Indonesia,” kata Corporate Secretary IBC, Muhammad Sabik kepada Kontan.co.id, Minggu (9/1).

Sebelumnya, IBC yang  kepemilikan sahamnya dipegang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) dengan porsi masing-masing 25% ini berencana mengakuisisi StreetScooter Engineering (StSE), produsen kendaraan komersial ringan listrik atau Electric Light Commercial Vehicle (eLCV). 

Namun, Odin Automotive didukung beberapa mitra investasi global institusional dan swasta lebih dulu mengambil momentum akuisisi StreetScooter.  Odin Automotive resmi lebih dahulu mengakuisisi produsen eLCV asal Jerman tersebut pada 4 Januari 2022.

Baca Juga: Kabar Terbaru dari Jerman, Menteri Bahlil: Akuisisi StreetScooter oleh IBC Batal

Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021 lalu.

"Kita harus berlomba dengan kecepatan menangkap peluang. Namun sering terjebak pada intrik like and dislike tanpa asumsi validitas kajian bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga momentum untuk menguasai teknologi manufaktur mobil listrik dan memasuki pasar global kita lewatkan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/1). 

Sementara itu, Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motir (HPM) Yusak Billy mengatakan, belum ada pembicaraan formal antara HPM dengan pihak IBC untuk membahas kerja sama pengembangan EV.

“Saat ini belum ada pembicaraan formal untuk kerjasama dalam pengembangan EV, tapi yang pasti Honda akan mendukung kebijakan menuju elektrifikasi di Indonesia,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Billy tersebut saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/1).

Di kancah global, portofolio produk kendaraan listrik Honda bisa dibilang lengkap. Pilihan produk kendaraan listrik mobil Honda terentang dari mobil listrik dengan teknologi hibrida alias hybrid sampai kendaraan listrik full baterai alias Battery Electric Vehicle (BEV).

Honda sebelumnya sempat memasarkan mobil hybrid dengan menghadirkan CR-Z di Indonesia. Hanya saja, CR-Z hybrid ini kemudian dihentikan penjualannya beberapa waktu lalu. Saat ini, HPM masih terus mempelajari pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Dihubungi terpisah, Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto menegaskan Astra senantiasa meninjau strategi bisnis dan melihat berbagai peluang yang ada dalam hal kerja sama pengembangan kendaraan listrik.

Ketika ditanyai soal ada tidaknya pembicaraan dengan pihak IBC mengenai potensi kerja sama pengembangan kendaraan listrik, Boy menjawab singkat. “Untuk saat ini tidak ada informasi yang dapat kami sampaikan terkait pertanyaan tersebut,” ujar Boy kepada Kontan.co.id, Minggu (9/1).

Pengamat Otomotif, Bebin Djuana berpandangan, IBC sebaiknya berfokus terlebih dahulu kepada pengembangan baterai kendaraan listrik. Makanya, ia menilai bahwa batalnya rencana akuisisi StreetScooter oleh IBC merupakan suatu hal yang positif.

Menurut Bebin, opsi akuisisi industri hilir, yakni industri kendaraan listrik, nantinya bisa dipertimbangkan jika produksi baterai listrik IBC sudah berjalan kelak. 

Terlebih, pada titik tersebut, IBC akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat untuk melakukan transaksi akuisisi. Kemungkinan munculnya tawaran ataupun kesempatan akuisisi yang lebih menguntungkan pun akan semakin besar.

“Pengembangan EV dengan pihak manapun tidak masalah yang penting menguntungkan Indonesia,” kata Bebin kepada Kontan.co.id, Minggu (9/1).

Baca Juga: Dany Amrul Direksi Mind ID Buka Suara Soal IBC Batal Akuisisi StreetScooter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×