kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.281   58,00   0,38%
  • IDX 7.888   58,51   0,75%
  • KOMPAS100 1.203   7,56   0,63%
  • LQ45 978   7,47   0,77%
  • ISSI 228   0,33   0,14%
  • IDX30 499   3,67   0,74%
  • IDXHIDIV20 602   4,68   0,78%
  • IDX80 137   0,80   0,59%
  • IDXV30 140   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 167   1,10   0,66%

Implementasi Rantai Pendingin Berbasis Energi Surya, GIZ Gandeng Sejumlah Pihak


Selasa, 17 September 2024 / 12:07 WIB
Implementasi Rantai Pendingin Berbasis Energi Surya, GIZ Gandeng Sejumlah Pihak
ILUSTRASI. Implementasi Rantai Pendingin Bebasis Energi Surya, GIZ Gandeng Sejumlah Pihak.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari terakhir kegiatan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, GIZ menjalin kerja sama strategis dengan beberapa mitra dalam pengembangan serta implementasi rantai pendingin berbasis energi surya di Indonesia.

Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh GIZ dan NusaTuna mencerminkan komitmen kedua belah pihak untuk berkolaborasi dalam mengurangi emisi karbon di rantai pasok makanan laut dengan mengintegrasikan pasokan energi ramah iklim dan berkelanjutan ke dalam sistem rantai dingin.

Andrew Roberts, Business Development Manager NusaTuna bilang perjanjian kerja sama ini merupakan langkah penting dalam upaya keberlanjutan kami di NusaTuna.

"Sistem pendingin sangat vital bagi industri perikanan; kami perlu membekukan ikan untuk menjaga kualitas dan memastikan keamanan pelanggan kami. Oleh karena itu, nota kesepahaman ini berfokus pada peningkatan efisiensi sistem pendingin kami serta mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (17/9).

Baca Juga: Inovasi Menuju Industri Semen Hijau, SMCB Raih Tiga Penghargaan di IQPC 2024

Sementara itu, Ranggi Fajar Muharam, Private Sector Engagement and Partnership Lead di USAID Indonesia Ber-IKAN bilang pihaknya senang dapat bekerja sama dengan GIZ dalam mendukung mitra sektor swasta kami dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Kerja sama ini dinilai akan mendukung mitra sektor swasta dalam mengadopsi strategi adaptasi dan mitigasi yang lebih efektif.

Sesi ini kemudian, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara GIZ, Fresh Factory (PT Gudang Segar Indonesia), dan IPB (Institut Pertanian Bogor), yang bertujuan untuk mendorong kolaborasi teknologi antara penelitian dan industri.

Inisiatif ini akan mengembangkan solusi ekonomis dan teknis, seperti gudang pendingin dan pabrik es tenaga surya, yang diharapkan mampu mengurangi emisi CO2 dalam rantai pasokan perikanan dan sektor ekonomi lainnya, serta mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor energi.

Menanggapi perjanjian kerja sama ini, Larry Ridwan, Founder dan CEO Fresh Factory menegaskan hal ini adalah langkah yang sangat tepat. "Seperti yang telah disampaikan, kita sedang menghadapi krisis iklim, dan sangat logis bagi semua pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, untuk terlibat dalam solusi,” ungkapnya.

Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi surya dalam rantai pendingin, terutama dengan meningkatnya kebutuhan energi dan dampak signifikan emisi CO2 dari sektor ini. Penandatanganan kerja sama ini menjadi bukti nyata komitmen semua pihak untuk memperkuat infrastruktur energi di Indonesia dan mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.

Selanjutnya: Panduan Cara Membatalkan Pesanan Shopee Berdasarkan 3 Situasi Ini

Menarik Dibaca: Promo Tiket Murah Trans Studio 17-30 September 2024, Diskon Tiket Cuma Rp 100.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×