kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.718   39,57   0,59%
  • KOMPAS100 968   3,29   0,34%
  • LQ45 753   2,87   0,38%
  • ISSI 213   1,04   0,49%
  • IDX30 391   1,27   0,33%
  • IDXHIDIV20 470   2,24   0,48%
  • IDX80 110   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 128   0,69   0,54%

Impor Gandum dari AS Akan Ditambah, Pengusaha Tak Persoalkan


Senin, 28 April 2025 / 13:58 WIB
Impor Gandum dari AS Akan Ditambah, Pengusaha Tak Persoalkan
ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus (Franky) Welirang mengatakan, selama ini Indonesia memang sudah melakukan impor gandum dari AS. Meskipun memang tak sebanyak dari negara lain seperi Kanada dan Australia.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang menegosiasikan tarif impor dengan Amerika Serikat (AS). Guna mengurangi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah berencana meningkatkan pembelian beberapa komoditas pangan dari AS, salah satunya gandum.

Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus (Franky) Welirang mengatakan, selama ini Indonesia memang sudah melakukan impor gandum dari AS. Meskipun memang tak sebanyak dari negara lain seperi Kanada dan Australia.

"Indonesia sudah sejak dulu mengimpor dari ketiga negara ini karena standar kualitas dan bersihnya gandum mereka berbeda dengan lainnya," terang Frangky kepada Kontan.co.id, Senin (28/4).

Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan kebutuhan gandum di Indonesia tahun 2024 sebesar 9,5 juta metrik ton. Ratna memperkirakan kebutuhan gandum tahun ini mencapai 10 juta metrik ton.

"Perkiraan optimistis misalnya dengan growth 5%, maka kebutuhan gandum 2025 iya sekitar 10 jutaan metrik ton lah," terang Ratna kepada Kontan.co.id, Senin (28/4).

Baca Juga: Wacana Tambah Impor Gandum AS Jadi Mitigasi Tarif Trump, Ini Respon Aptindo

Ratna menyebut, saat ini kebutuhan gandum semuanya masih dipenuhi dari impor dan belum ada pemasokan dari dalam negeri.

Menurutnya, rencana penambahan impor gandum dari AS bukan suatu masalah yang besar. Industri terigu nasional bisa mendapatkan gandum dari mana saja (multisources).

"Industri terigu nasional bebas mendapatkan gandum dari mana saja. Tidak bergantung kepada negara pemasok itu. Mutu gandum AS bagus, juga harganya relatif lebih mahal dibanding negara lain," tambah Ratna.

Ratna memperkirakan pemindahan negara impor gandum ke AS ini kemungkinan tidak banyak memengaruhi harga terigu dalam negeri. Menurut Ratna, faktor utama yang memengaruhi harga terigu ialah kurs dolar AS terhadap rupiah.

Ratna menjelaskan gandum dari tiap negara punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di Indonesia, dipakai sesuai kebutuhan dari aneka banyak produk turunan dari tepung terigu, seperti: roti, mie, biskuit, kukus, cake, wafer dan banyak produk lainnya.

Perbedaan kuantitas impor dari tiap negara juga tergantung pada harga internasionalnya dan availabilitas jenis gandum mereka.

Baca Juga: Negosiasi Tarif dengan Trump, Pemerintah akan Kerek Impor Gandum dan Migas dari AS

Sebagai informasi, menurut data Aptindo, pada tahun 2024 Indonesia mengimpor total 12,1 juta metrik ton gandum.

Dominasi impor dari negara Australia, dengan volume impor sebanyak 3 juta metrik ton, diikuti Kanada dan Ukarina dengan volume 2,5 juta metrik ton. Impor gandum dari AS hanya sebesar 692.000 metrik ton pada 2024.

Selanjutnya: Perkuat SDM Pelaut, PIS Buka Program Beasiswa Crewing Talent Scouting

Menarik Dibaca: Guess Hadirkan Produk Baru, Gabungan Gaya dan Fungsi Melalui Koleksi Musim Semi 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×