Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Indonesia harus mengeluarkan dana sekitar US$ 100 juta atau setara sekitar Rp 1,2 triliun per hari untuk impor minyak, untuk menambal kekurangan kebutuhan pasokan bahan bakar minyak di dalam negeri.
"Ya menambah (pasokan minyak dari impor) sekitar 400.000 barel per hari, kebutuhan kita satu hari, kita butuh Rp 1,2 triliun, kurang lebih US$ 100 juta," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan Bahrullah Akbardi Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (8/9).
Bahrullah mengatakan saat ini produksi minyak (lifting) Indonesia adalah 850.000 barel per hari. Adapun kebutuhan di dalam negeri mencapai 1,4 juta barel per hari.
Menurut Bahrullah, untuk menggenjot produktivitas minyak maka pemerintah harus mempercepat pembangunan proyek di sektor energi, termasuk pembangunan kilang minyak. "Harus diperkuat lobi atau negosiasi, karena itu yang bisa mendorong lifting kita," ujar dia.
Adapun terkait pemberantasan mafia migas, Bahrullah mengatakan BPK punya acuan peraturan berstandar internasional. Dia menambahkan, banyak variabel yang perlu dijalankan pemerintah untuk membuat tata kelola minyak dan gas di Indonesia menjadi lebih baik.
"Yang harus kita perhatikan adalah variabel-variabel, antara lain MOPS, kemudian aktivitasi kilang-kilang, struktur angkutan, pembaruan kilang, pembangunan pusat blending. Banyak variabel kalau bicara tata kelola migas," jelas Bahrullah.
MOPS merupakan kependekan dari Mean of Plats Singapore. Indikator ini merupakan rujukan rata-rata bulanan harga minyak mentah di pasar Singapura, yang saat ini dipakai sebagai basis perhitungan harga minyak oleh Pemerintah Indonesia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News