kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia terancam defisit gula tahun ini


Kamis, 14 Januari 2016 / 10:36 WIB
Indonesia terancam defisit gula tahun ini


Reporter: Adisti Dini Indreswari, Fahriyadi | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Melesetnya produksi Gula Kristal Putih (GKP) atau gula konsumsi tahun 2015 dari target 2,7 juta ton menjadi hanya 2,5 juta ton memaksa pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor gula 200.000 ton. Impor dilakukan demi memenuhi kebutuhan gula nasional hingga masuk musim giling tebu.

Meski belum juga masuk musim giling tebu pada pertengahan tahun ini, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memprediksi, produksi gula tahun ini hanya 2,3 juta ton. Artinya, ada kekurangan 400.000 ton untuk kebutuhan nasional,

Potensi kekurangan pasokan yang terendus sejak awal tahun ini membuat AGI mengusulkan agar pemerintah memberi izin impor gula mentah sebanyak 400.000 ton untuk kemudian diolah menjadi GKP di pabrik gula (PG) dalam negeri. Tito Pranolo, Direktur Eksekutif AGI menjelaskan, impor gula diperlukan karena berdasarkan hitungan AGI, produksi gula 2016 bakal defisit yang lebih lebar ketimbang produksi tahun lalu.

Penurunan produksi ini merupakan dampak kemarau panjang atau El Nino yang mengganggu tanaman tebu yang akan panen pertengahan tahun ini. "Tanaman baru yang baru ditanam awal tahun lalu mengalami stagnansi pertumbuhan akibat stres air, yang berpotensi menurunkan produktivitas," jelas Tito, Rabu (13/1).

Akibatnya, produktivitas tebu berpotensi turun dari 67,6 ton per hektare (ha) menjadi 66 ton per ha. Rendemen pun bisa susut dari 8,28% menjadi 7,75%.

Penambahan lahan tebu menjadi 451.000 ha dari sebelumnya 446.000 ha pun tidak mampu menutup kekurangan produksi ini.

Padahal, kebutuhan GKP tahun ini diperkirakan mencapai 2,82 juta ton, dengan asumsi kebutuhan setiap bulan 235.000 ton. Dengan mempertimbangkan produksi dan kebutuhan itu, AGI memprediksi defisit gula baru akan terasa pada Februari 2017.

Karena itu, AGI mengusulkan impor gula mentah sebanyak 400.000 ton. Gula mentah sebanyak itu bisa menghasilkan GKP tidak jauh dari 400.000 ton. Tito bilang, gula mentah impor harus masuk pada musim giling Mei-Oktober 2016 untuk mengisi kapasitas PG. "Langkah ini akan memberi manfaat, antara lain optimalisasi kapasitas PG yang kekurangan bahan baku," jelas Tito.

Sebagai informasi, saat ini ada 62 PG yang beroperasi di Indonesia dengan rata-rata kapasitas terpasang 4.000 ton cannes per day (TCD).

Asal tahu saja, selama ini impor gula mentah hanya untuk gula rafinasi untuk keperluan industri. Kementerian Perindustrian (Kemperin) telah memberi rekomendasi kuota impor gula mentah untuk industri sebanyak 3,2 juta ton tahun ini, atau naik 5% dari tahun lalu. Namun Kementerian Perdagangan (Kemdag) belum memutuskan kuotanya.

Kebutuhan 2,5 juta ton

Tapi, hitungan AGI ini disanggah Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) Gamal Nasir. Menurutnya, terlalu cepat mengasumsikan bakal terjadi defisit gula tahun ini karena masih harus dihitung lagi konsumsi gula per kapita tahun ini. "Kebutuhan gula konsumsi tahun ini hanya 2,5 juta ton, bukan 2,8 juta ton," ujarnya.

Gamal mengatakan meski target produksi gula tahun 2015 tak tercapai, tapi dia melihat minat petani menanam tahun ini cukup tinggi karena melihat harga lelang gula yang tinggi sepanjang 2015.

Meski baru sekedar usul, tapi Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) jauh-jauh mempertanyakan usulan ini. Riyanto B. Yosokumoro, Sekretaris Jenderal AGRI menyebutkan, pengajuan izinĀ  izin impor gula mentah untuk diolah menjadi GKP (konsumsi) tidak sesuai ketentuan.

Sekedar informasi, sejak tahun 2010, Indonesia tak pernah lagi mengimpor gula untuk konsumsi. Izin impor hanya sebatas untuk gula mentah bagi industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×