kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri ayam perlu meningkatkan nilai tambah untuk menghadapi serbuan impor


Minggu, 11 Agustus 2019 / 17:23 WIB
Industri ayam perlu meningkatkan nilai tambah untuk menghadapi serbuan impor
ILUSTRASI. Peternakan ayam


Reporter: Agung Hidayat, Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Kedua soal saluran distribusi yang terbilang berat bagi negara kepulauan Indonesia. Ketiga, industri ayam sudah waktunya menitikberatkan pada segmen downstream atau memproduksi barang bernilai tambah.

"Kami sendiri tengah meningkatkan segmen sosis, nugget, dan sebagainya. Jadi jangan bertumpu pada komoditas saja. Sebab secara industri kita kalah jauh dari Brasil untuk komoditas, karena mereka punya pertanian kedelai, jagung dan bahan pakan lainnya yang tinggi," urai Tommy.

Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) bukukan kenaikan pendapatan 26%, begini rekomendasi analis

Sierad tengah memperlebar porsi added value product di tahun ini 20%-25% dari perolehan penjualan. SIPD pun saat ini tengah melakukan berbagai inovasi agar menghasilkan efisiensi salah satunya dengan pengadaan smartfarm.

Penjualan bersih SIPD meningkat 35,21% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,92 triliun di semester-I 2019 dari sebelumnya Rp 1,42 triliun. Kenaikan penjualan turut mengerek laba tahun berjalan secara signifikan menjadi Rp 31,03 miliar, padahal sebelumnya hanya tercatat Rp 4,04 miliar. 

Sementara itu Andre Andreas Hendjan, Corporate Secretary PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) optimistis keran impor ini tak sampai mengusik industri ayam dalam negeri. "Kami yakin pemerintah akan melindungi industri peternakan lokal," kata Andre kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Pemusnahan ayam bakal membangkitkan bisnis Japfa Comfeed (JPFA) di paruh kedua

Mengenai potensi pasar, menurut MAIN semua masih berjalan normal sesuai dengan permintaan dan penawaran. "Dan masalah harga nanti akan tercipta adjust secara otomatis," kata Andre.

Sekadar informasi, MAIN membukukan pertumbuhan pendapatan 26% secara tahunan menjadi Rp 3,87 triliun pada semester I-2019. Pada paruh pertama tahun lalu, perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 3,07 triliun.

Pertumbuhan paling besar ditorehkan oleh segmen pakan yang berkontribusi 65,4% terhadap total pendapatan MAIN. Bisnis pakan tumbuh 33,6% secara year on year (yoy), dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×