Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, untuk tetap kompetitif di era ekonomi digital, bisnis logistik juga dituntut untuk menerapkan strategi inovatif yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan.
Baca Juga: Nusantara Card Semesta (NCS) Bertekad Perkuat Bisnis Pengiriman di Sektor B2B
Salah satu langkah penting adalah otomatisasi proses operasional menggunakan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).
Selain meningkatkan dapat produktivitas, otomatisasi ini ikut membantu bisnis mengurangi biaya operasional dan mengoptimalkan rantai pasok.
Layanan lain yang akan terus digenjot penetrasinya oleh NCS adalah Nusantara Food Delivery (NFD).
NFD adalah layanan pengiriman makanan, yang meliputi makanan halal beku (frozen food), siap masak (ready to cook), dan siap santap (ready to eat), mulai dari sayur dan buah, daging, makanan kering, produk olahan susu, hingga frozen food.
Layanan ini diperkenalkan ke publik pada Mei 2020 saat pandemi Covid-19, ketika orang dipaksa berada didalam rumah sehingga tidak bisa bebas bepergian dan makan di restoran favoritnya.
“Pada awal kemunculannya, NFD hanya mencakup pengiriman seputar Jabodetabek, serta intracity Surabaya, Batam dan Balikpapan. Tapi, hari ini NFD sudah melayani seluruh kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan serta Sulawesi, baik intracity maupun intercity,” jelas Reni lagi.
Baca Juga: Gandeng NCS, Startup Fresh Factory Siap Tambah 103 Gudang Cold Chain
Layanan NFD saat ini juga sudah didukung dengan lebih dari 20 unit kulkas, 90 unit freezer, 80 unit coolerbox, dan 10 unit chiller truck yang tersebar di kantor cabang NCS seluruh Indonesia.
Dari sisi pendapatan, bisnis NFD juga terus menunjukkan grafik yang positif, sehingga tidak heran NCS makin menaruh harapan tinggi pada layanan ini seiring pertumbuhan Industri kuliner atau food and beverages (FnB) yang masih menjadi salah satu penopang utama ekonomi kreatif dalam negeri.
“Tercatat kontribusi industri kuliner atau makanan minuman (mamin) pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai 39,91% dari struktur PDB untuk industri pengolahan non migas, atau sekitar 6,47% dari total PDB Nasional,” jelas Reni.
Pada 2025 mendatang, NCS juga akan tetap melanjutkan ekspansi bisnisnya dengan terus berinvestasi melalui pembukaan kantor cabang dan kantor subcabang baru di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Budiyanto Darmastono, Akuntan yang Kini Ahli Logistik
Dengan membuka pasar yang baru, NCA ingin menemukan lebih banyak lagi peluang bisnis yang belum tergarap secara maksimal.
Selain berinvestasi dalam pertumbuhan kantor fisik, NCS juga berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan digitalisasi & perubahan teknologi yang makin masif, antara lain melalui investasi teknologi.
Namun, perlu diketahui bahwa dengan meningkatnya digitalisasi, maka risiko kebocoran data juga semakin tinggi. "NCS juga perlu menjamin keamanan data para pelanggan atau nasabah, melalui enkripsi dan sistem keamanan siber yang berkualitas,” tutup Reni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News