kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini dua penyebab tingginya harga jengkol


Selasa, 13 Agustus 2013 / 14:50 WIB
Ini dua penyebab tingginya harga jengkol
ILUSTRASI. Ingin Wajah Bebas dari Bekas Jerawat? Ikuti 5 Cara Merawatnya di Sini


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Perdagangan mengakui tidak hanya daging sapi saja yang harganya tinggi, komoditas lain seperti jengkol pun sempat naik harganya pada Lebaran kemarin.

Pada Juni lalu, harga jengkol sempat merangkak naik mencapai Rp 50.000 per kilogram (kg). Kemudian turun kembali menjadi Rp 30.000 per kg.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, menyatakan, ada beberapa penyebab yang membuat harga jengkol naik. Dia bilang, penyebabnya terkait lahan pertanian komoditas tersebut.

"Banyak warga realokasi lahan jengkol untuk kelapa sawit. Kemudian kayu dari pohon tersebut digunakan untuk furniture," ujar Gita di kantornya, Selasa (13/8).

Nah, dua alasan tersebut ikut memicu berkurangnya stok jengkol di pasaran. Alhasil, harga jengkol melejit tinggi.

Untuk mengatasi tingginya harga jengkol, menurut Gita, salah satu solusinya adalah  mengembalikan lahan pertanian komoditas tersebut.

Meski begitu, Gita tidak ambil pusing terhadap kenaikan harga jengkol. Alasannya, pergerakan harga komoditas ini tidak banyak mempengaruhi inflasi. "Jengkol tidak seperti minyak goreng, bawang, dan cabai," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×