kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Integra (WOOD) Memacu Diversifikasi Pasar Ekspor, Kurangi Ketergantungan ke AS


Selasa, 12 Agustus 2025 / 16:39 WIB
Integra (WOOD) Memacu Diversifikasi Pasar Ekspor, Kurangi Ketergantungan ke AS
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan kayu untuk produksi mebel PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD). Integra Indocabinet (WOOD) memacu diversifikasi pasar ekspor demi mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat (AS).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) memacu diversifikasi pasar ekspor demi mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat (AS). Hingga separuh pertama 2025, pasar Negeri Paman Sam masih mendominasi ekspor WOOD dengan porsi sekitar 90%.

Investor Relations Integra Indocabinet, Ravenal Arvense mengungkapkan WOOD terus berupaya mengurangi ketergantungan dari pasar AS yang fluktuatif. Sejak tahun lalu WOOD telah memulai ekspansi produk dan pasar ke Eropa dan Timur Tengah.

"Pasar-pasar ini diharapkan dapat mengurangi fluktuasi dari pasar AS. Diversifikasi produk dan pasar tetap menjadi strategi utama untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," ungkap Ravenal kepada Kontan.co.id, Selasa (12/8).

Baca Juga: Penjualan dan Laba Integra (WOOD) Tumbuh pada Semester I-2025, Ini Pendorongnya

WOOD tampak mulai memetik hasil dari strategi diversifikasi ini. Pada Juni 2025, WOOD telah menyelesaikan pengiriman pertama produk flooring ke Eropa dengan nilai sekitar US$ 1 juta melalui kemitraan strategis.

WOOD berharap pengiriman tambahan dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Produksi outdoor furniture berbahan aluminium dijadwalkan dimulai pada bulan Agustus ini, dengan rencana pengiriman perdana pada awal September.

Pasar Eropa punya potensi yang besar dengan estimasi total nilai impor mencapai US$ 8,1 miliar per tahun. Peluang dari pasar Timur Tengah tak kalah cerah, dengan estimasi pasar impor sekitar US$ 6,8 miliar.

Guna mencuil potensi tersebut, WOOD pun menggali potensi ekspor ke wilayah Timur Tengah. "Persiapan ekspor terus berlangsung untuk memperluas jangkauan pasar WOOD. Perseroan fokus pada eksekusi, pengembangan inisiatif baru, serta adaptasi terhadap dinamika makroekonomi dan perdagangan global," terang Ravenal.

Kinerja WOOD

Secara kinerja, WOOD masih bisa menjaga pertumbuhan kinerja pada separuh pertama 2025. Penjualan bersih WOOD tumbuh tipis 0,69% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,45 triliun hingga semester I-2025.

Secara bottom line, dalam setengah tahun ini WOOD meraih laba bersih sebesar Rp 86,59 miliar. Meningkat 3,29% dibandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan, yang kala itu sebesar Rp 83,83 miliar.

Baca Juga: Kinerja Integra Indocabinet (WOOD) Semester I-2025 Ditopang Ekspor Building Component

Ravenal menjelaskan marjin bersih WOOD meningkat dari 5,5% pada semester I-2024 menjadi 5,7%. Namun, marjin kotor WOOD mengalami penurunan secara tahunan dari 24,1% menjadi 22,4%, seiring meningkatnya kontribusi dari produk building component yang lebih berorientasi pada volume namun memiliki marjin lebih rendah.

Ravenal membeberkan segmen manufaktur ekspor tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja WOOD. Pendapatan ekspor naik 1,3% (yoy) menjadi Rp 1,44 triliun.

Ekspor building components, yang mendapatkan pengecualian tarif AS berdasarkan Annex II, tumbuh sebesar 23,2% (yoy) menjadi Rp 1,26 triliun. Segmen ini menyumbang lebih dari 87% dari total pendapatan manufaktur ekspor.

Sementara itu, pendapatan ekspor furniture menurun 55,1% (yoy), terutama disebabkan oleh tekanan tarif di pasar AS karena produk furniture tidak termasuk dalam pengecualian tarif di Annex II. Meskipun demikian, Ravenal menyampaikan penjualan terbaru menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan, didukung oleh strategi penjualan langsung ke konsumen.

Sejalan dengan pertumbuhan penjualan furnitur melalui platform e-commerce di AS pada tahun lalu, WOOD telah meluncurkan dua dari empat brand furniture yang direncanakan untuk platform e-commerce. WOOD memperkirakan momentum penjualan akan terus naik seiring meningkatnya kesadaran pasar dan mulai tercapainya efisiensi dari direct-to-market. 

Ravenal juga menegaskan bahwa 90% ekspor WOOD ke AS adalah produk building components, yang dikecualikan dari tarif resiprokal. Dus, Ravenal mengklaim bahwa produk utama WOOD tidak akan terdampak penerapan tarif resiprokal dari AS.

WOOD justru melihat peluang besar karena salah satu eksportir utama building components ke AS, yakni Brazil, kini dikenakan tarif ad-valorem sebesar 40%. Hal ini bisa membuat produk building components dari Indonesia, termasuk WOOD menjadi semakin kompetitif.

"Meskipun tantangan tarif AS masih menjadi tantangan bagi segmen furniture, namun untuk segmen building components yang dikecualikan dari tarif resiprokal, WOOD tetap optimis akan pertumbuhannya," terang Ravenal.

Selain memperluas pasar ekspor, WOOD juga menggelar strategi diversifikasi produk. WOOD  meluncurkan dua produk baru, yakni flooring di segmen building components dan outdoor furniture.

WOOD pun mengucurkan mayoritas belanja modal (capex) tahun ini untuk pembelian mesin baru dan peningkatan kapasitas produksi, terutama untuk mendukung lini produksi flooring dan outdoor furniture.  Sepanjang tahun ini, WOOD menyiapkan capex sekitar Rp 100 miliar - Rp 120 miliar.

Realisasi capex WOOD pada separuh pertama 2025 sudah mencapai hampir 60% . "WOOD telah mengalokasikan sebagian besar anggaran capex untuk investasi strategis dalam pembelian mesin baru. Mesin ini diperlukan untuk mendukung produksi dua produk baru WOOD," tandas Ravenal.

Baca Juga: Integra (WOOD) Tetap Kejar Pertumbuhan Kinerja Dobel Digit Meski Ada Tarif Trump

Selanjutnya: Setoran Pajak Konglomerat dan Perusahaan Raksasa Masih Seret pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: Tengok Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu 13 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×