Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera menerapkan teknologi transaksi pembayaran tol non-tunai tanpa sentuh (nir-sentuh) atau multi-lane free flow (MLFF).
Sistem baru ini bertujuan mengurangi kepadatan di gardu pembayaran jalan tol. Nilai tender proyek sistem yang dirancang menggunakan teknologi satelit atau global navigation satellite system (GNSS) itu mencapai Rp 4,35 triliun.
GNSS saat ini menjadi teknologi yang digunakan pada Lelang Pengadaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha untuk Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi-Lane Free Flow. Pemilihan teknologi ini sesuai dengan prakarsa teknologi yang diajukan Roatex, sebuah perusahaan teknologi dari Rusia.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mendukung rencana Pemerintah dan siap menerapkan sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF).
Baca Juga: Tarif integrasi Tol Jakarta-Cikampek, Jasa Marga: Untuk persingkat waktu tempuh
"Terkait Lelang Pengadaan BUP ini, Jasa Marga mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam mempercepat tercapainya metode pembayaran tol nirsentuh. Dalam mempercepat adaptasi teknologi di bidang operasi, sejak tahun 2019 Jasa Marga telah mendirikan Internet of Things (IoT) Laboratory," jelas Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur kepada kontan.co.id, Jumat (20/11).
Menurutnya, IoT Laboratory telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi nirsentuh yang diaplikasikan di Let it Flo serta inisiatif pengembangan teknologi operasi lainnya, seperti automatic vehicle classification dan intelligent transportation system
Subakti menjelaskan, tiap teknologi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam hal pemilihan teknologi ini, berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam pengembangan metode pembayaran Uang Elektronik (melalui e-Toll yang diawali tahun 2009) dan Metode Pembayaran Nirsentuh (e-Toll pass yang diawali tahun 2012), Jasa Marga meyakini bahwa teknologi yang tepat dan sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia adalah RFID (Radio Frequency Identification).
Dalam menghadapi Lelang Pengadaan BUP yang diadakan Pemerintah ini, Jasa Marga telah mengembangkan teknologi pembayaran nirsentuh berbasis Single-Lane Free Flow (SLFF) dengan teknologi RFID dengan Brand “Let it Flo” yang dikelola oleh anak usaha Jasa Marga di bidang pengoperasian jalan tol yaitu PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO).
"Saat ini Let it Flo sedang dalam tahap uji coba terbatas dan dapat digunakan pada 47 lajur transaksi di ruas jalan tol yang dikelola Jasa Marga di area Jabodetabek dan 3 lajur transaksi di jalan tol Bali Mandara," katanya.
Baca Juga: Besok (21/11), Ramp 1 Junction Sentul Selatan ruas tol Jagorawi mulai beroperasi
Mengacu pada dokumen pengadaan pada Lelang BUP, yang menjadi lingkup pada Lelang BUP adalah seluruh ruas jalan tol di Indonesia. Subakti menyebut, dalam implementasi perubahan teknologi pembayaran ini, Jasa Marga mengikuti kebijakan dari regulator terkait, diantaranya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Bank Indonesia (BI), dan Kominfo.
Menurutnya, sesuai dokumen pengadaan pada Lelang BUP, terdapat masa transisi yang masih memungkinkan diimplementasikannya kedua metode transaksi, baik e-Toll (uang elektronik) dan metode pembayaran nirsentuh. Pengalihan saldo pengguna jalan menuju skema pembayaran transaksi nirsentuh mengacu pada kebijakan dari regulator terkait, diantaranya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Bank Indonesia (BI).
"Perlu kami sampaikan, bahwa selain digunakan untuk pembayaran tol, uang elektronik dapat pula digunakan secara luas pada merchant lain, seperti minimarket, TransJakarta, pengisian BBM, pembayaran parkir, pembayaran commuter line, dan lain-lain," ujar Subakti.
Berdasarkan dokumen yang diterima kontan.co.id, maksud dan tujuan dari proyek ini untuk menyediakan layanan pengumpulan tol dengan sistem yang mendukung berbagai solusi pengumpulan tol dalam satu platform tunggal.
Sistem ini juga akan dapat memberikan dukungan penegakan hukum yang efisien dengan secara bertahap membuat database dan registrasi yang diperlukan untuk kepastian hukum. Namun, sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh dengan teknologi GNSS dinilai kurang cocok dengan kondisi di Indonesia. Pun bisa memberatkan pengguna jalan tol.
Maklum, sistem ini harus terkoneksi dengan ponsel pengemudi di kendaraan. Sementara, jaringan internet di jalan tol acap terhambat. Menyoroti Teknologi Nir Sentuh Berbasis Satelit di Jalan Tol Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menngatakan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) dalam waktu dekat akan menerapkan teknologi nir sentuh di jalan tol, bernama GNSS (Global Network Satellite System).
Baca Juga: Jasa Marga gandeng ITJ menggarap proyek TOD TMII
Teknologi ini diklaim akan mampu meningkatkan pelayanan dan mengatasi kemacetan di jalan tol. Bisa jadi hal tersebut benar adanya. Namun Tulus menekankan, ada sejumlah catatan terkait penarapan GNSS di jalan tol.
Pertama, bahwa secara teknis operasional teknologi GNSS berpotensi tidak efektif, bahkan menjadi teknologi yang mangkrak.
"Mengingat, GNSS berbasis internet yang terkoneksi pada smartphone milik konsumen. Hal ini ada kelemahannya, misalnya bagaimana kalau internetnya putus karena masuk ke area blank spot? Atau paket/pulsa internet konsumen habis? Akibatnya mobil konsumen tidak bisa ditrekking alias menjadi ghost vehicle," papar Tulus.
Kedua, model GNSS juga akan terkendala persoalan data kepemilikan mobil di Korlantas Mabes Polri, dikarenakan sistem ERI (Electronic Regident Identification) hingga kini belum sepenuhnya beres. Akibatnya banyak mobil yang bukan atas nama pemegangnya/pemiliknya.
"Oleh karena itu penerapan sistem GNSS patut dikaji ulang, guna menghindari terjadinya "produk gagal", alias muspro. Kita minta BPJT dan pemerintah menghindari potensi conflict of interest dalam kebijakan ini," ujar Tulus.
Sebagai informasi, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerapkan teknologi transaksi pembayaran tol non-tunai tanpa sentuh atau MLFF secara terbatas pada 2021 mendatang.
Selanjutnya: Lonjakan tarif tol Jakarta-Cikampek diklaim tak membebani angkutan umum
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News