Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
Hanya saja untuk penjualan ke distributor dan free market menurutnya masih bisa dinaikkan harga jual. Hal ini mengingat tidak ada kontrak yang mengikat dan bisa ditentukan margin keuntungan yang didapat. Catatan saja sampai akhir tahun ini kontrak PLN masih berlanjut sampai akhir tahun. Namun kontrak tersebut belum berlanjut ke tahun depan.
Cahayadi Santoso, Direktur JECC memaparkan punya strategi yang akan diemplementasikan di tahun depan untuk mengantisipasi nilai tukar yang tak stabil ini. Pertama akan meningkatkan nilai pendapatan dari distributor. Saat ini JECC punya dua distributor dan kedepannya keduanya akan dimaksimalkan sehingga punya kontribusi pendapatan mencapai 50% dari total pendapatan.
"Kita perlu meraup ekspor lebih besar. Karena kebutuhan pendapatan dalam bentuk dollar AS perlu untuk stabilkan kinerja keuangan," jelasnya, Selasa (9/10). Negara yang dituju menurutnya masih di negara Asia Tenggara. Namun kontribusinya menurutnya masih akan sedikit karena persaingan dengan kompetitor global khususnya Cina juga ketat.
Untuk kapasitas produksi menurutnya tidak akan ada rencana ekspansi. Hal ini mengingat dalam dua tahun belakangan kapasitas produksi sudah ditingkatkan bertahap dan masih bisa ditingkatkan utilisasinya.
Sehingga capex tahun ini hanya dianggarkan sebanyak US$ 3 juta untuk pembelian mesin baru menggantikan mesin lama. Sumber dananya masih berasal dari internal."Tahun depan capex juga akan sama," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News