kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah pelanggan operator ditutup-tutupi, bisa menimbulkan persaingan tidak sehat


Kamis, 07 Juni 2018 / 08:20 WIB
Jumlah pelanggan operator ditutup-tutupi, bisa menimbulkan persaingan tidak sehat
ILUSTRASI.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah lebih dari sebulan, registrasi prabayar berakhir yakni sejak 30 April 2018 lalu. Namun hingga saat ini tak ada tanda-tanda Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan data detail pelanggan.

Anggota Ombudsman Republik Indonesia Alamsyah Saragih memaklumi, Kominfo tak mengumumkan data pelanggan masing-masing operator karena kerahasiaan bisnis. "Tapi jika data rekapitulasi seharusnya tak masalah, karena menyangkut kepentingan publik luas," tegasnya kepada Kontan.co.id, awal pekan ini. 

Menurut dia, mengacu UU Keterbukaan Informasi Publik, pengecualian harus berdasarkan pengujian atas konsekuensi yg ditimbulkan. "Apakah memberikan informasi jumlah pelanggan dapat mengganggu persaingan usaha  yg sehat? Saya kira masih jauh Justru sebaliknya, jika tak dibuka ,membuka peluang terhadap praktik persaingan usaha tak sehat," terangnya.

Kominfo mengumumkan jumlah nomor pelanggan prabayar yang berhasil registrasi ulang maupun registrasi baru hasil rekonsiliasi sampai berakhirnya batas registrasi ulang tanggal 30 April 2018 sejumlah pelanggan. Namun Kominfo enggan menyebutkan pelanggan masing-masing operator. Namun, berdasarkan penelusuran  Kontan.co.id  berdasarkan hasil rekonsiliasi hingga 30 April 2018, jumlah pelanggan Telkomsel 150 juta, XL Axiata 45 juta pelanggan, Indosat Ooredoo 34 juta pelanggan, Tri Indonesia 17 juta, dan Smartfren 7 juta (Kontan.co.id, 17 Mei 2018).

Namun di beberapa kali kesempatan, Menkominfo Rudiantara enggak membuka detail jumlah pelanggan. Halaman 3 pemaparan slide di Rapat Dengar Pendapat DPR pada 23 Mei 2018 lalu, Chief RA - panggilan Rudiantara- membandingkan data rekonsiliasi data pelanggan per 19 Maret 2018 dan 30 April 2018. Pada tabel 19 April 2018 terlihat jelas rincian jumlah pelanggan masing-masing operator, dari total 304.859.766 juta. Namun di tabel 30 April 2018 data masing-masing pelanggan kosong melompong. Hanya ada data total 254.792.159 pelanggan. Entah mengapa, anggota DPR juga tidak ada yang menanyakan data masing-masing pelanggan di rapat itu. 

Dalam rapat itu Chief RA meminta operator melakukan cross checking data pelanggan. Memerlukan waktu beberapa bulan melakukan pembersihan dan penyisiran, baru pada akhir tahun diperoleh jumlah pelanggan sebenarnya. Kominfo akan meminta operator mencocokan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pelanggan. Jadi kalau NIK X misalnya ada di operator A dan B, maka dihitung satu pelanggan. Artinya akan terjadi banyak irisan pelanggan di operator. Kalau begini akhirnya, buat apa repot-repot dan membuang energi melakukan proses registrasi? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×