kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,19   -8,30   -0.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma: Inflasi dan Pelemahan Kurs Rupiah Jadi Ancaman Bisnis Tahun 2023


Kamis, 24 November 2022 / 16:33 WIB
Kalbe Farma: Inflasi dan Pelemahan Kurs Rupiah Jadi Ancaman Bisnis Tahun 2023
ILUSTRASI. Kalbe Farma (KLBF) menilai inflasi dan pelemahan kurs rupiah jadi ancaman bisnis tahun 2023


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menilai ancaman yang akan dihadapi oleh sektor bisnis di tahun depan adalah tingkat inflasi dan kurs rupiah yang melemah.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius menuturkan strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi ancaman tersebut salah satunya adalah dengan perencanaan bisnis yang prudent dan perbaikan operasional serta supply chain yang lebih efisien.

"Untuk mengantisipasi ancaman ketidakpastian ekonomi adalah perencanaan bisnis yang prudent dengan melakukan perbaikan operasional serta supply chain yang lebih efisien," ujarnya saat dihubungi oleh Kontan beberapa waktu lalu.

Vidjongtius menambahkan, dalam melihat proyeksi bisnis tahun 2023 mendatang, pihaknya tetap akan melakukan inovasi produk baru dan perluasan jangkauan konsumen melalui digitalisasi. Tak hanya itu, KLBF juga membangun ekosistem kesehatan yang lebih terintegrasi.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Optimis Raih Pertumbuhan Penjualan 11%-15% Sampai Akhir 2022

Disinggung mengenai gambaran kinerja di kuartal IV 2022, Vidjongtius mengungkapkan pihaknya masih mengupayakan target yang dipasang bisa tercapai akhir tahun.

Emiten tersebut tahun ini menargetkan bisa tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 11% sampai 15% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 11% sampai 15% dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi.

"Pencapaian target masih diupayakan dan diperkirakan akan tercapai," tuturnya.

Asal tahu saja, KLBF telah mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp 21,18 triliun hingga kuartal III-2022, atau naik 10,9% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Sementara itu, laba bersih KLBF mencapai Rp 2,48 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2022, naik 8,6% (YoY) dibandingkan Rp 2,28 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021.

Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, pada sembilan bulan pertama tahun 2022 divisi distribusi & logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 13,8% menjadi Rp 7,75 triliun, dari Rp 6,81 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021, serta menyumbang 36,6% terhadap total penjualan bersih KLBF.

Divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 11,9% menjadi Rp 3,26 triliun dengan kontribusi sebesar 15,4% terhadap total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama tahun 2022.

 

Divisi nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,75 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2022, mengalami pertumbuhan sebesar 11,2% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,2% dari total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama tahun 2022.

Divisi obat resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 5,1% menjadi Rp 4,40 triliun dari Rp 4,19 triliun, serta menyumbang 20,8% dari total penjualan bersih perusahaan.

Mengenai serapan capex, Vidjongtius memperkirakan saat ini sudah terealisasi sekitar Rp600 miliar hingga Rp700 miliar dari total alokasi Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×