kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.199   58,32   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   10,55   0,96%
  • LQ45 877   11,13   1,28%
  • ISSI 220   0,58   0,27%
  • IDX30 448   5,78   1,31%
  • IDXHIDIV20 540   5,39   1,01%
  • IDX80 127   1,30   1,03%
  • IDXV30 134   0,24   0,18%
  • IDXQ30 149   1,59   1,08%

Karet melar, harga ban menggelinding


Sabtu, 21 Januari 2017 / 07:00 WIB
Karet melar, harga ban menggelinding


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pelaku industri ban mulai mencermati tren kenaikan harga karet. Tidak menutup kemungkinan mereka bakal mengerek harga jual ban demi menyesuaikan dengan potensi kenaikan biaya produksi.

Menurut data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), harga karet bulan ini merangkak naik menjadi level US$ 2,8 per kilogram (kg)- US$ 3 per kg. Padahal biasanya mereka belanja karet di rentang harga US$ 1,8 per kg- US$ 2 per kg.

Aziz Pane, Ketua Umum APBI, menduga, pemicu kenaikan harga adalah curah hujan yang tinggi. "Sehingga mempengaruhi produktivitas," katanya saat dihubungi KONTAN, Kamis (19/1).

Oleh karena faktor cuaca, APBI yakin tren kenaikan harga karet tak akan berkepanjangan. Kalau keyakinan ituterbukti, pelaku industri bisa bebas dari dampak negatif karena harus membeli karet dengan harga lebih mahal.

Asal tahu, biasanya pelaku industri membeli bahan baku karet setiap tiga bulan sebelum proses produksi. Dus, kenaikan harga karet sebulan belakangan menimbulkan dampak negatif.

Meski begitu, tak menutup kemungkinan pelaku industri seperti PT Multistrada Arah Sarana Tbk mengerek harga jual secara bertahap. Saat ini, belum ketahuan besaran kenaikan harganya. "Kami sedang pelajari struktur kenaikan harga tersebut," ujar Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Multistrada Arah Sarana Tbk kepada KONTAN, Kamis (19/1).

Di samping itu, Multistrada menerapkan strategi efisiensi biaya produksi. Alih-alih mengimpor karet, perusahaan berkode saham MASA di Bursa Efek Indonesia itu pilih membeli karet lokal.

Mengintip laporan keuangan Multistrada hingga kuartal III 2016, tercatat pembelian bahan baku sebesar US$ 82,69 juta. Nilai itu turun 6,65% ketimbang kuartal III-2015. Sementara porsi pembelian bahan baku terhadap total beban pokok penjualan kuartal III 2016 mencapai 53,25%.

Catatan APBI, total konsumsi karet alam di Indonesia tahun 2016 mencapai 601.890 ton karet. Dari volume tersebut, industri ban menyerap 250.290 ton karet atau 41,58% terhadap total konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×