kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin: Industri 4.0 tak akan gantikan tenaga kerja dengan mesin


Selasa, 06 April 2021 / 06:28 WIB
Kemenperin: Industri 4.0 tak akan gantikan tenaga kerja dengan mesin
ILUSTRASI. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong sektor manufaktur untuk memanfaatkan Industri 4.0


Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin), melalui Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S A Cahyanto pastikan revolusi industri 4.0 tidak akan membuat keberadaan tenaga kerja tergantikan oleh mesin.

Justru sebaliknya, otomatisasi dan digitalisasi yang dikembangkan dalam industri 4.0 akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Padahal kalau kita betul-betul memanfaatkan teknologi ini, kita justru akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Yang dibutuhkan sekarang, pertama bagaimana kita berusaha untuk mentransformasi sumber daya manusia (SDM) kita. Mereka harus aware dulu apa itu 4.0, dan memberikan kompetensi yang baru pada mereka," ungkap Eko dalam diskusi virtual, Senin (5/4).

Eko menuturkan, sejak revolusi industri 4.0 dimulai beberapa tahun lalu, pemerintah bersama sejumlah konsultan di sektor industri, telah merumuskan formula untuk memanfaatkan revolusi industri 4.0. Didapatkan kesimpulan bahwa revolusi industri tidak akan jauh dari tiga aspek utama, yakni investasi, teknologi, dan SDM.

Atas dasar hal itu, pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk membangun pemahaman SDM akan perkembangan industri 4.0 itu sendiri. Salah satunya melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada para tenaga kerja juga pelaku usaha.

Baca Juga: Kemenperin targetkan Indonesia jadi 10 negara ekonomi terbesar dunia 2030

"Oleh karena itu untuk  SDM sendiri, kami melakukan awareness mulai dari sosialisasi sampai pelatihan, tidak hanya kepada calon tenaga kerja yang kami latih, tetapi juga pelaku usaha industri itu sendiri. Dari level yang paling tinggi sampai kepada front liner dan back office-nya itu semua harus mendapat pemahaman yang sama soal 4.0," tuturnya.

Dikatakan Eko, transformasi SDM merupakan hal yang harus lebih dulu dilakukan di dalam revolusi industri 4.0. "Beberapa pengalaman yang kami lihat, di beberapa usaha yang mencoba melakukan piloting, tetapi tidak dilakukan secara menyeluruh, ini sering kali ada hambatan. Oleh karena itu transformasi SDM-nya ini perlu dilakukan di awal," kata dia.

Revolusi industri 4.0 diyakini Eko akan memberikan sejumlah dampak positif terhadap sektor perindustrian tanah air.

Antaranya, meningkatkan produktivitas usaha, menambah tenaga kerja, juga membuka kesempatan industri tanah air untuk kian bersaing secara global.  "Ini yang kita harapkan dari implementasi industri 4.0," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×