Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengisyaratkan PT Vivo Energy Indonesia (VIVO) bakal segera memperoleh pasokan bahan bakar minyak (BBM) setelah menjalin negosiasi dengan PT Pertamina Patra Niaga. Volume pasokan diperkirakan mencapai sekitar 100.000 barel, setara dengan satu kargo impor.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengungkapkan, VIVO tengah dalam tahap akhir pembahasan dengan Pertamina Patra Niaga untuk memenuhi kebutuhan suplai BBM.
"Ya, jadi yang belum [deal dengan Pertamina] itu sedang bernegosiasi dengan Badan Usaha Pertamina Patra Niaga dan kemarin memang kami mendapatkan info bahwa VIVO sudah mendekati, akan ada lagi. Jadi kita tunggu saja," kata Laode di Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga: Pertamina Beri Sinyal VIVO dan BP Beli BBM, Pasokan Dikirim Akhir Oktober 2025
Dia menambahkan, proses negosiasi ini berpotensi menghasilkan volume pasokan serupa dengan pengiriman sebelumnya ke SPBU BP-AKR.
“Kalau proses impor ini kan satu kargo, satu kargo 100.000 barel. Awalnya juga kan VIVO sudah minta 100.000 barrel. Harusnya, ini belum diputus, harusnya ya sama,” kata Laode.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan 100 ribu barel base fuel atau BBM murni kepada PT Aneka Petroindo Raya (APR), pengelola jaringan SPBU BP-AKR. Penyaluran tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk memastikan pasokan BBM bagi badan usaha swasta (BU swasta).
Baca Juga: BBM Vivo Dibeli dari Pertamina, ESDM Pastikan Tersedia pada Minggu Kedua Oktober 2025
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengatakan bahwa kerja sama dengan BP-AKR dilakukan secara business to business (B2B) dengan tetap menjunjung prinsip transparansi dan tata kelola yang baik.
"Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance, Pertamina Patra Niaga dan PT APR berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Roberth menegaskan bahwa kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (2/11/2025).
Dia menambahkan, proses kolaborasi ini melalui beberapa tahapan yang menekankan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik, mulai dari tender pemasok hingga mekanisme open book untuk negosiasi komersial.
Baca Juga: Kelanjutan Kekosongan BBM di Shell-Vivo, Begini Tanggapan Komisi Energi DPR
Selanjutnya: Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Gegana Amankan Lokasi
Menarik Dibaca: Rahasia Investasi Sukses Bagi Milenial & Gen Z Demi Wujudkan Finansial yang Kokoh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













