kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Kementerian ESDM Evaluasi Sektor Penerima Harga Gas Murah


Selasa, 07 Januari 2025 / 16:44 WIB
Kementerian ESDM Evaluasi Sektor Penerima Harga Gas Murah
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi program harga gas murah untuk industri alias Harga Gas Bumi Tertentu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi program harga gas murah untuk industri alias Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk tahun 2025. Evaluasi ini memiliki kemungkinan penerima sektor gas murah bakal dipangkas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, tinjauan evaluasi HGBT bertujuan untuk memastikan kebijakan tersebut tetap relevan dalam mendukung sektor industri prioritas, terutama dalam meningkatkan daya saing secara efisien.

“HGBT sekarang, kami masih exercise lagi. Kebijakan ini kan tujuannya memberikan nilai bisnis yang masuk. Kalau suatu sektor sudah mencapai Internal Rate of Return (IRR) yang bagus, itu kemungkinan akan kami pertimbangkan untuk dikeluarkan dari daftar penerima HGBT. Namun, jika masih butuh dukungan, dan IRR-nya belum optimal, tentu kami pertahankan,” kata Bahlil ditemui di Kantor BPH Migas, Selasa (7/1).

Baca Juga: AKLP Desak Pemerintah Segera Lanjutkan Program Harga Gas Murah

Kemungkinan Pengurangan Sektor Penerima

Saat ini, terdapat tujuh sektor industri yang mendapatkan insentif HGBT. Bahlil bilang ada kemungkinan pengurangan sektor penerima, tergantung pada hasil evaluasi yang sedang berlangsung. Meski begitu, Bahlil menekankan keputusan tersebut belum final.

“Ada kemungkinan berkurang, tetapi ini masih dalam pembahasan dan belum kami putuskan,” jelas Bahlil.

Menurut Bahlil, evaluasi ini didasarkan pada prinsip alokasi gas bumi yang lebih efektif untuk sektor yang benar-benar membutuhkan, tanpa mengurangi dampak positif kebijakan bagi pertumbuhan industri nasional.

Adapun, pelaku usaha penerima gas murah telah mendesak pemerintah untuk memberikan kepastian mengenai kebijakan HGBT 2025 sebelum bulan Ramadan, mengingat pentingnya waktu untuk perencanaan bisnis.

Menanggapi hal tersebut, Bahlil mengakui pentingnya masukan dari kalangan pengusaha, namun belum dapat memastikan kapan keputusan akan disampaikan secara resmi.

Baca Juga: Kebijakan HGBT Berakhir, Simak Proyeksi Harga Saham PGAS

“Sebagai mantan pengusaha, saya paham kebutuhan akan kepastian. Memohon itu boleh, dan kami sedang mempertimbangkan permohonan mereka. Kalau bisa, lebih cepat lebih baik [keputusan HGBT]," ujar Bahlil.

Sebagai gambaran, program harga gas murah untuk industri ini telah berakhir pada tahun 2024. Ada tujuh sektor industri yang menerima program HGBT. Masing-masing adalah industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet.

Ke tujuh sektor industri itu mendapatkan harga gas sebesar US$ 6 per million british thermal unit (MMBTU). Hal itu tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 121 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

Selanjutnya: Simak Top Losers LQ45 saat IHSG Menghijau pada Selasa (7/1), Ada TLKM, PGEO, dan PGAS

Menarik Dibaca: Makan Apa Jika Kadar Gula Darah Rendah? Ini Dia Daftarnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×