kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,33   -2,31   -0.25%
  • EMAS1.396.000 0,07%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Kementerian ESDM Ungkap Tantangan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik


Jumat, 05 Juli 2024 / 18:04 WIB
Kementerian ESDM Ungkap Tantangan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Perkembangan hilirisasi sektor mineral sebagai penopang ekosistem kendaraan listrik masih menghadapi tantangan..  REUTERS/Satoshi Sugiyama


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perkembangan hilirisasi sektor mineral sebagai penopang ekosistem kendaraan listrik masih menghadapi tantangan.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana, mengatakan bahwa kehadiran pabrikan kendaraan listrik dan hilirisasi yang terjadi di Indonesia perlu dibarengi dengan pertumbuhan permintaan kendaraan listrik.

"Misalnya, Jepang membuka ekspor ke mana-mana karena permintaan dalam negerinya itu 4-5 juta mobil. Kalau kita ingin bagus, sustain, kita harus punya demand yang cukup di dalam negeri," ujar Agus di Kementerian ESDM, Jumat (5/7).

Agus melanjutkan, dengan permintaan yang mencukupi, maka pabrikan kendaraan listrik dapat menjadikan pasar ekspor sebagai pelengkap dengan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Baca Juga: Proyek Sonic Bay Batal, ESDM: Eramet-BASF Bisa Pasok Smelter Lain

Demi menumbuhkan industri kendaraan listrik, Agus menilai perlu ada perbaikan dalam menumbuhkan pasar. Langkah ini pun terus dijalankan pemerintah, antara lain dengan mendorong investasi, mengatasi selisih harga kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar fosil, hingga menyangkut layanan purna jual.

Kontan mencatat, Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua mengaspal di jalan raya pada tahun 2030. Untuk itu, Kementerian ESDM terus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukungnya sehingga terbentuk ekosistem kendaraan listrik.

Pemerintah terus memperbanyak pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang diperkirakan pada tahun 2030 mendatang membutuhkan 32.000 unit SPKLU untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Baca Juga: Mobil Listrik Buatan China Terkena Bea Masuk Tinggi ke Uni Eropa

Bersamaan dengan pengembangan stasiun pengisian daya umum, ketersediaan pengisi daya di rumah juga sama pentingnya untuk menciptakan infrastruktur pengisian daya yang komprehensif. 

Untuk memfasilitasi pengisian daya di rumah, PT PLN menawarkan insentif seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif untuk pengisian daya semalaman.

Selanjutnya: Bank Syariah Indonesia (BRIS) Optimistis Pangsa Pasar Baru ESG

Menarik Dibaca: Cuaca Banten Diprediksi Berawan Hingga Hujan Petir Besok (6/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×