kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan pilih tutup mulut soal impor beras


Senin, 12 Oktober 2015 / 07:51 WIB
Kemtan pilih tutup mulut soal impor beras


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemberitaan seputar impor beras dalam dua hari terakhir semakin kencang. Pasalnya, berdasarkan pemberitaan dari The Saigin Times, sebuah media di Negara Vietnam menyatakan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam telah memenangi kontrak untuk memasok beras sebanyak 1 juta ton ke Indonesia.

Beras yang dipasok terdiri dari 750.000 ton dengan kualitas patahan 15% dan 250.000 ton dengan kualitas patahan 5% saja. Namun terkait impor beras tersebut, Kementerian Pertanian (Kemtan) memilih tutup mulut rapat-rapat. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan rasa kaget dan mengaku baru tahu ada kontrak terkait impor.

Kendati begitu ia memilih tidak mengomentari dan menyatakan sampai saat ini, belum ada impor beras. Tapi ia juga tidak menepis akan ada rencana impor beras seperti yang sudah tersiar saat ini. "Siapa yang bilang impor? Saya justru baru tahu sekarang," ujar Amran akhir pekan lalu.

Meskipun didesak untuk menanggapi impor ini, Mentan memilih menutup mulut rapat-rapat soal impor tersebut. Ia justru mengatakan saat ini, sudah memasuki musim hujan dan ada standing crop atawa padi yang tengah ditanam di tanah seluas 4,1 juta ha di seluruh Indonesia.

Ia bilang bila kemarau yang panjang sudah mulai berkurang atau minimal ada curah hujan sekali seminggu saja, maka standing crop tersebut akan terselamatkan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan 48 juta jiwa masyarakat Indonesia.

"Justru yang menarik dibahas sekarang tinggal beberapa hari ini, pemerintahan sekarang sudah genap satu tahun dan belum ada impor," ujar Amran mengelak menjawab soal impor beras.

Meskipun ada sejumlah wilayah yang akan panen menjelang akhir tahun, tapi Amran tidak memastikan apakah pasokan beras dalam negeri aman untuk kebutuhan sampai awal tahun depan. Demikian juga dengan impor beras, Amran tidak membantah, tapi juga tidak mengiyakannya. Karena itu, wacana impor beras pun berhembus kencang karena para pejabat yang berwenang memilih diam seribu bahasa.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono menambahkan sampai saat ini, Kemtan memang belum ada instruksi langsung ke Perum Bulog untuk mengimpor beras. Sehingga ia enggan menanggapi soal pemberitaan yang menyatakan Indonesia akan mendatangkan beras dari Vietnam.

Justru Hari mengatakan sampai saat ini, pihaknya masih terus menghitung apakah standing crop 4,1 juta ha itu dapat memenuhi kebutuhan nasional menjelang panen raya nanti.

"Sebab kalau perkiraan hujan sampai bulan Desember, maka ada beberpa daerah yang rawan kekeringan, tapi kalau sekarang sudah mulai hujan berarti ada lagi perubahaan perhitungan," jelas Hari.

Direktur Pengadaan Bulog Wahyu juga enggan mengomentari terkait rencana impor beras. Menurutnya, Bulog hanya menjalankan penugasan dari pemerintah saja. Kendati ia mengakui kalau pasokan beras untuk jenis PSO atau beras yang dibeli sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) sudah semakin langka di pasaran. Saat ini, Bulog lebih fokus menambah stok beras jenis komersil dan dijadikan alternatif untuk operasi pasar (OP).

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah akan impor beras sebanyak 1,5 juta ton menjelang akhir tahun. Hal itu dilakukan untuk menambah stok beras pemerintah di musim gadu ini. Sebab dikhawatirkan pasokan beras sampai akhir tahun akan kosong. Sampai saat ini saja, stok Bulog masih 1,7 juta ton dimana 1,1 juta ton untuk beras PSO dan 600.000 ton beras komersial.

Pada bulan Oktober dan November ini, Bulog akan membagikan beras sejahtera (Rastra) dengan total hampir 500.000 ton. Sementara setiap bulan Bulog melakukan OP dengan mengeluarkan stok sebesar 250.000 ton.

 Artinya pada akhir tahun nyaris stok bulog habis kalau pengadaannya selama tiga bulan terakhir tidak meningkat signifikan. Saat ini, rata-rata pengadaan beras Bulog 15.000 ton per hari pada hari kerja dan sekitar 10.000 ton per hari pada akhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×