Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Petani cabai menikmati harga yang tinggi mencapai Rp 60.000 sampai Rp 100.000 per kg. Mahalnya harga cabai merah terjadi karena gagalnya panen cabai di sejumlah daerah.
Untuk itu Kementerian Pertanian (Kemtan) menyiapkan model agar harga cabai menstabilkan harga. Menurut Direktur Jendral Hortikultura Kemtan Hasanuddin Ibrahim, harga cabai yang tinggi tidak terjadi di seluruh daerah Indonesia. Dia bilang paling hanya 10% harga cabai yang mahal di pasar, disebabkan musim hujan yang membuat petani gagal panen cabai.
Mengatasi harga cabai yang naik dari harga wajarnya Rp 40.000 per kg, Kemtan menyiapkan dua cara guna mestabilkan harga cabai. Pada jangka pendek dengan menerjunkan tim Kemtan tingkat daerah yang bekerjasama dengan tim pengendali inflasi daerah.
Tim ini akan berupaya menstabilkan harga cabai lewat memindahkan harga cabai yang murah pada satu daerah ke daerah yang harga cabainya mahal. Sementara solusi jangka menengah dengan melakukan perubahan pola tanam di tingkat petani cabai. Misalnya, dengan menanam cabai pada musim kemarau dan melakukan panen pada saat musim hujan tiba.
"Sementara rencana ini berjalan. Tidak apa-apa petani menikmati harga cabai tinggi. Rasanya adil awal tahun petani cabai sempat merasakan harga anjok hingga Rp 5.000 per kg," kata Hasanuddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News