kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Ketidakpastian Tinggi, Industri Garmen Harus Efisiensi dan Kurangi Proses Manual


Senin, 14 April 2025 / 11:43 WIB
Ketidakpastian Tinggi, Industri Garmen Harus Efisiensi dan Kurangi Proses Manual
ILUSTRASI. Suasana pameran Indo Intertex - Inatex 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (29/03). PKONTAN/Baihaki/29/03/2023


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ekonomi global yang semakin tidak pasti, pelaku industri garmen di Indonesia menghadapi tekanan besar agar tetap kompetitif. Mulai fluktuasi biaya produksi, keterbatasan tenaga kerja terampil, hingga ketergantungan terhadap proses manual yang menyulitkan efisiensi.

Maka, dalam Indo Intertex 2025, pada 15–17 April 2025 di JIExpo Kemayoran, Pukka Indonusa mendorong transformasi industri garmen Indonesia melalui dukungan teknologi yang relevan dan siap diterapkan di lapangan. Pukka Indonusa adalah penyedia mesin dan software otomasi.

Di Indo Intertex 2025, Pukka Indonusa memperkenalkan solusi mesin dan software dengan teknologi terintegrasi. Bukan hanya mempercepat produksi, tapi membantu perusahaan mengurangi proses manual, meningkatkan akurasi, dan mengambil keputusan lebih cepat. 

Baca Juga: Imbas Tarif Impor Trump, Industri TPT Dunia Bisa Oversupply & Banjiri Pasar Domestik

Suhadi, Direktur Pukka Indonusa Indonusa menyampaikan, industri manufaktur tekstil dan garmen kini membutuhkan lebih dari sekadar mesin. Mereka butuh partner teknologi yang mampu menjawab kompleksitas produksi modern.

"Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan..Ini bukan investasi alat semata, melainkan keputusan bisnis strategis untuk memperkuat daya saing di tengah pasar yang dinamis," ujat Suhadi, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Senin (14/4). 

Menurut laporan Bank Dunia terbaru 2025, )sektor manufaktur global mengalami perlambatan. Penurunan pertumbuhan sekitar 1,7% akibat dampak geopolitik dan kebijakan dagang internasional. Hal ini turut menekan pelaku industri di negara berkembang seperti Indonesia. Pukka Indonusa melihat kondisi ini sebagai momentum membantu industri lokal beradaptasi dan naik kelas.

Selain menampilkan teknologi, Pukka Indonusa memberikan edukasi langsung tentang mengintegrasikan sistem digital secara bertahap. 

Selanjutnya: Aneka Tambang (ANTM) Genjot Produksi dan Proyek Hilirisasi

Menarik Dibaca: Resep Roti Pisang Cokelat Ala Bakery Mudah dan Ekonomis, Ide Bisnis Laris Manis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×