kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kimia Farma (KAEF) gandeng Pertamina untuk bangun pabrik bahan baku obat parasetamol


Rabu, 06 Januari 2021 / 17:16 WIB
Kimia Farma (KAEF) gandeng Pertamina untuk bangun pabrik bahan baku obat parasetamol
ILUSTRASI. PT Kimia Farma Tbk (KAEF)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bakal terlibat dalam proyek pembangunan pabrik bahan baku obat (BBO) Parasetamol bersama PT Pertamina (Persero). Proyek ini dipercaya akan memberi banyak manfaat bagi kelangsungan usaha KAEF di masa depan.

Sebagai informasi, Pertamina melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional bersama KAEF menandatangani pokok-pokok perjanjian atau Head of Agreement (HoA) pengembangan proyek produksi parasetamol dari benzene pada Rabu, 30 Desember 2020.

Sekretaris Perusahaan KAEF Ganti Winarno menyampaikan, nilai investasi khusus untuk pembangunan fasilitas produksi BBO Parasetamol di Kimia Farma diperkirakan sekitar Rp 600 miliar. Angka tersebut di luar investasi dari pihak Pertamina.

“Setelah HoA, tahapan selanjutnya adalah Joint Study kajian business model atau bentuk kerja sama bisnis yang paling optimal di antara kedua belah pihak,” imbuh dia, Rabu (6/1).

Baca Juga: Kimia Farma Apotek akan pasang 1.200 layar digital cloud adverting

Proyek pabrik BBO parasetamol ini cukup penting untuk segera dilaksanakan. Sebab, parasetamol termasuk salah satu produk obat yang banyak digunakan dan dikonsumsi di Indonesia, baik untuk pemenuhan kebutuhan sektor pemerintah maupun non pemerintah dan masyarakat umum. Produk obat yang mengandung parasetamol sebagian besar terdapat dalam produk obat bebas atau over the counter (OTC).

Mengingat kebutuhan akan produk parasetamol cukup tinggi, tentu kehadiran pabrik BBO di dalam negeri akan membawa pengaruh signifikan karena akan mengurangi impor BBO aktif parasetamol.

“Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kami untuk meningkatkan kinerja ke depan mengingat prospek kebutuhan parasetamol masih sangat besar,” ungkap Ganti.

Asal tahu saja, pabrik BBO parasetamol ini akan memiliki kapasitas sebesar 3.800 ton per tahun. Pabrik ini akan memanfaatkan produk petrokimia yaitu benzene dan propylene yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap milik Pertamina. Nantinya, produk tersebut dikembangkan menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang merupakan bahan baku farmasi, salah satunya parasetamol.

Selanjutnya: Menerawang efek program vaksinasi ke pasar saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×