Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Toto Indonesia Tbk mencatatkan kinerja bottom line yang prima pada tiga bulan pertama tahun ini. Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, emiten berkode saham TOTO ini membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 57,82 miliar atau tumbuh sekitar 40,45% dibanding laba periode berjalan di kuartal pertama tahun lalu.
Sebenarnya, TOTO tidak menorehkan kinerja topline yang tidak terlalu baik di kuartal pertama tahun ini. Melansir laporan keuangan interim kuartal pertama tahun 2020, penjualan neto TOTO merosot sekitar 11,86% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 547,89 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 482,89 miliar pada kuartal I 2020 lalu.
Baca Juga: Terimbas Wabah Corona, Produksi Surya Toto Indonesia (TOTO) Bakal Makin Turun
Penurunan penjualan terjadi baik pada sisi penjualan dalam negeri maupun luar negeri. Sepanjang kuartal pertama 2020 lalu, penjualan domestik TOTO tercatat turun sekitar 14,42% yoy menjadi Rp 370,28 miliar.
Sebelumnya, penjualan domestik TOTO tercatat sebesar Rp 423,68 miliar pada periode sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan luar negeri turun 9,33% yoy dari semula Rp 124,20 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 112,61 miliar di kuartal I 2020.
Berdasarkan segmentasinya, sebagian besar penjualan TOTO di kuartal I 2020 berasal dari penjualan segmen fitting yang turun sekitar 11,97% yoy menjadi Rp 235,99 miliar atau setara dengan 48,87% dari total penjualan. Sumbangan terbesar selanjutnya berasal dari penjualan segmen saniter yang naik tipis sekitar 2,46% yoy menjadi Rp 226,12 miliar atau setara dengan 46,82% dari total penjualan.
Sementara itu, peralatan sistem dapur menyumbang 3,87% total penjualan atau setara dengan Rp 18,71 miliar, turun sekitar 17,42% dibanding penjualan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 57,17 miliar. Adapun sekitar 0,42% penjualan sisanya berasal dari penjualan segmen peralatan elektronik dan aksesoris yang naik 6,36% menjadi Rp 2,06 miliar.
Baca Juga: Tahun lalu laba Surya Toto Indonesia (TOTO) menyusut lebih dari 50%, ini pemicunya
Direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk, Setia Budi Purwadi menjelaskan, penjualan yang turun disebabkan oleh pasar lokal properti yang melesu. Hal ini selanjutnya diperparah oleh kondisi ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta krisis ekonomi global yang belakang semakin memburuk akibat pandemi virus corona (covid-19). Sejumlah kondisi ini membuat permintaan produk-produk fitting dan sebagainya menjadi lesu, baik di tingkat lokal maupun di pasar ekspor.
Beruntung, TOTO mampu mengimbangi penurunan yang terjadi pada sisi penjualan dengan cara melakukan upaya efisiensi guna menekan beban pengeluaran. Salah satu upaya efisiensi yang dilakukan diantaranya dengan mengurangi persentase jumlah barang reject alias gagal produksi. “Dengan demikian, ada penghematan pemakaian raw material dan bahan pembantu,” kata Setia ketika dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (19/5).
Upaya efisiensi yang dilakukan membuahkan hasil. Mengintip laporan keuangan interim kuartal pertama tahun 2020, beban pokok penjualan TOTO mengalami penurunan sekitar 13,48% yoy menjadi Rp 384,57 miliar. Sebelumnya, beban pokok penjualan TOTO tercatat sebesar Rp 444,51 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Penurunan juga dijumpai pada pos beban usaha dan biaya keuangan.Melansir laporan keuangan interim kuartal I 2020,, beban usaha TOTO tercatat mengalami penurunan sekitar 7,54% yoy dari Rp 56,21 miliar di kuartal I 20`9 menjadi Rp 51,97 miliar pada kuartal I 2020.
Baca Juga: Produksi Surya Toto Indonesia (TOTO) diproyeksi turun hingga 40% pada kuartal II-2020
Sementara itu, biaya keuangan juga tercatat turun sekitar 22,89% yoy menjadi Rp 2,16 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya, biaya keuangan TOTO tercatat sebesar Rp 2,80 miliar pada kuartal I tahun lalu.
Di sisi lain, TOTO juga berhasil membukukan kenaikan pada sisi pendapatan lainnya atau other income. Pasalnya, pendapatan lainnya tercatat meroket 820,68% yoy dari semula Rp 2,52 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 23,24 miliar pada kuartal I 2020 lalu.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh laba selisih kurs yang melesat dari semula i Rp 256,23 juta di kuartal I 2019 menjadi Rp 19,55 miliar pada kuartal I 2020 lalu. Tak pelak, meski mencatatkan penurunan penjualan, TOTO berhasil membukukan pertumbuhan laba periode berjalan hingga 40,45% yoy.
Sejauh ini, Setia masih enggan membeberkan proyeksi kinerja di kuartal II. Namun, ia memprediksi bahwa faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang belum kunjung membaik serta pandemi corona yang mewabah di berbagai negara masih akan menjadi tantangan utama bagi bisnis saniter, fitting, dan sebagainya.
Baca Juga: Pendapatan dan laba Surya Toto (TOTO) turun di 2019
“Jadi harus siap untuk menghadapi keadaan yang lebih jelek di kuartal II dan seterusnya,” kata Setia (19/5).
Per 31 Maret 2020 lalu, aset TOTO tercatat sebesar Rp 3,37 triliun. Angka ini terdiri dari ekuitas sebesar Rp 1,98 trilillun dan liabilitas sebesar Rp 1,39 triliun. Sementara itu, kas dan setara kas per 31 Maret 2020 tercatat sebesar Rp 297,60 miliar. Angka tersebut lebih besar sekitar 29,41% dibanding kas dan setara kas awal periode tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 229,96 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News