kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) terdongkrak kenaikan harga CPO di semester I-2020


Selasa, 04 Agustus 2020 / 21:26 WIB
Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) terdongkrak kenaikan harga CPO di semester I-2020
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020).Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat permintaan produk sawit dunia mulai bergerak naik yang ditandai naiknya harga Crude Palm


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk mencatatkan kinerja gemilang di enam bulan pertama. Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, emiten sawit berkode saham “SGRO” tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,60 triliun atau tumbuh double digit  17,51% dibanding realisasi penjualan bersih di periode sama tahun lalu.

Head Investor Relations Sampoerna Agro, Michael  Kesuma menjelaskan, pertumbuhan pada sisi penjualan bersih didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di semester pertama.

Menurut catatan Michael, meski sempat menunjukan tren penurunan di beberapa bulan pertama, harga jual CPO cenderung terus menanjak sejak memasuki pertengahan bulan Mei 2020.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) optimistis volume penjualan lebih tinggi di semester II-2020

Hal ini dipicu oleh berbagai hal mulai dari permintaan CPO global yang mulai membaik hingga munculnya sejumlah sentimen positif seperti rumor akan adanya penurunan realisasi produksi CPO global dan lain-lain.

Walhasil, kalauu dirata-ratakan selama enam bulan penuh, harga jual rata-rata CPO mengalami kenaikan 26,22% dari semula  Rp 6.662 per kg di semester I 2019 menjadi Rp 8.409 per kg pada semester I tahun ini, sehingga omzet penjualan perusahaan turut terungkit.

“Kalau secara volume penjualan kita turun 9% secara tahunan,” kata Michael kepada Kontan.co.id pada Selasa (4/8).

Untuk diketahui, penjualan CPO memang memiliki kontribusi yang besar dalam total penjualan SGRO. Untuk semester I 2020 saja misalnya, kontribusi penjualannya mencapai sekitar 84% dari total penjualan. Sisanya, penjualan SGRO berasal dari produk lain seperti inti sawit atau palm kernel (PK), dan masih banyak lagi.

Seiring dengan kenaikan penjualan bersih, SGRO juga mencatatkan kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban.

Beban pokok penjualan misalnya, tercatat naik 9,02% secara tahunan menjadi Rp 1,23 triliun di semester I 2020. Sebelumnya, beban pokok penjualan SGRO hanya mencapai Rp 1,13 triliun pada semester I 2019 lalu.

Kenaikan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban penjualan dan pemasaran serta biaya keuangan.

Baca Juga: Meski untung saat rupiah melemah, Sampoerna Agro (SGRO) berharap nilai tukar stabil

Melansir laporan keuangan perusahaan, beban penjualan dan pemasaran SGRO naik 5,96% yoy dari semula Rp 41,39 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 43,86 miliar pada semester I 2020. Sementara itu, biaya keuangan naik 31,72% yoy dari Rp 132,79 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 174,92 miliar di semester I 2020.




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×