kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

KKP memprediksi ekspor ikan asin tahun ini turun 13,04%


Jumat, 04 Februari 2011 / 10:24 WIB
KKP memprediksi ekspor ikan asin tahun ini turun 13,04%
ILUSTRASI. Jeff Bezos dan kekasihnya Lauren Sanchez


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, laju pertumbuhan ekspor ikan asin, terutama ikan teri, pada tahun ini akan lebih rendah dibanding tahun lalu. KKP memperkirakan, nilai ekspor ikan asin tahun ini hanya sekitar US$ 50 juta. Nilai ini lebih rendah 3,04% dibanding dengan nilai ekspor 2010 yang mencapai US$ 57,5 juta.

"Tapi, target optimistisnya minimal sama dengan tahun lalu," kata Victor Nikijuluw, Sekretaris Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, belum lama ini.

Kinerja ekspor ikan asin selama dua tahun ini memang cenderung menurun. Pada 2009, misalnya, nilai ekspor ikan asin Indonesia mencapai US$ 76 juta dengan volume sebanyak 25.000 ton. Jumlah ini kemudian turun pada tahun 2010, menjadi hanya US$ 57,5 juta dengan volume sebanyak 22.000 ton.

Lantaran terus turun, KKP pun tak berani mematok target ekspor tinggi tahun ini. Tapi itu bukan masalah, karena KKP memang tidak terlalu menggenjot ekspor ikan kering, khususnya teri.

Sebaliknya, KKP lebih banyak menggenjot ekspor produk ikan olahan lain dan ikan segar yang bernilai lebih tinggi ketimbang ikan asin. "Harga ikan kering itu kurang bagus dibanding produk lain, seperti ikan segar," kata Victor.

Thomas Dharmawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), mengatakan, faktor penurunan produksi menjadi penyebab utama anjloknya ekspor ikan kering.

Sejak awal 2010, cuaca buruk menghantam perairan Indonesia. Temperatur air laut pun lebih rendah daripada suhu normal. Kondisi ini menyebabkan ikan teri dan ikan lainnya menjauh dari bibir pantai. "Populasinya pun turun drastis," ujar Thomas kepada KONTAN, (3/1).

Tingginya gelombang air laut turut memperparah pasokan ikan. Nelayan menjadi jarang melaut karena terhambat tingginya gelombang. Akibatnya, volume penangkapan ikan teri dan ikan lainnya turun drastis. "Inilah yang membuat ekspor ikan kering terus turun," kata Thomas.

Kondisi ini jelas tidak menguntungkan Indonesia. Sebab, imbuh Thomas, permintaan ikan teri dan ikan kering lainnya di Jepang dan Amerika Serikat tetap tinggi. Para eksportir nasional kesulitan memenuhi permintaan itu karena mereka kesulitan mendapat pasokan.

Minimnya pasokan ikan kering ini diprediksi terus berlanjut hingga tahun ini. Sesuai ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk dan gelombang tinggi masih terus menggelayuti perairan Indonesia setidaknya hingga pertengahan tahun.

Kondisi ini tentu menghambat aktivitas penangkapan ikan teri dan ikan lain yang biasa dikeringkan dan diasinkan. "Makanya kalau target ekspor ikut turun, itu sangat wajar," ujar Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×