kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KKP Promosikan Tual Jadi Basis Perikanan Tangkap


Senin, 02 Agustus 2010 / 10:49 WIB
KKP Promosikan Tual Jadi Basis Perikanan Tangkap


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan Kota Tual sebagai kawasan khusus Minapolitan berbasis perikanan tangkap. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keluatan dan Perikanan, Fadel Muhammad saat mengunjungi PT Maritim Timur Jaya (MTJ), salah satu anak perusahaan dari Artha Graha di Tual, akhir pekan lalu.

Tual dijadikan kawasan Minapolitan dikarenakan lokasi tersebut berada di kawasan yang kaya akan sumber daya keluatan dan perikanan. Rencananya, KKP telah menentukan 83 lokasi pelabuhan perikanan lainnya yang akan dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan berbasis perikanan tangkap.

Dengan penduduk sebanyak 53.323 orang, Tual memiliki dua pusat kegiatan perikanan yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dan industri perikanan dari PT MTJ. Perlu diketahui, PT MTJ sebelumnya sudah meneken kerja sama dengan investor asal Thailand untuk mengembangkan industri perikanan tangkap dan juga industri pengolahan di Tual.

Industri yag dikembangkan oleh MTJ tersebut diantaranya industri pengolahan ikan, pabrik es, cold storage, serta pembangkit listrik dengan kapasitas 4.560 kilowatt.

“Tual dinilai memiliki potensi kelautan dan perikanan serta sumberdaya manusia nelayan yang unggul baik secara komparatif maupun kompetitif,” kata Fadel dalam siaran persnya yang diterima KONTAN Minggu malam (1/8).

Selama 2009 tercatat 311 kapal yang mendarat di PPN Tual mayoritas berukuran lebih dari 100 GT dan mampu beroperasi di ZEEI. Komoditas yang dominan didaratkan adalah ikan pelagis besar macam cakalang dan tongkol, serta ikan demersal yang didominasi kakap merah. Adapun nelayan yang memanfaatkan pelabuhan tercatat sebanyak 5.238 orang.

Direktur PT MTJ Rumy Khresna Wibowo menyebutkan, perusahaanya perbulan membutuhkan sebanyak 27.000 ton untuk kebutuhan industri pengolahan. Untuk menutupi kebutuhan tersebut, pihaknya tidak hanya memasok dari kapal milik perusahaan saja tetapi juga mengandalkan operasional kapal milik nelayan lokal.

“MTJ memberikan kepastian bagi nelayan, ke mana mereka menjual hasil tangkapannya,” tambah Rumy yang mengaku sudah memiliki 200 kapal diskala 150- 300 gross tonnage (GT) tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya, MTJ bekerjasama dengan Man A Fisheries yang menanamkan sahamnya senilai US$ 6 juta. Sedangkan nilai investasi PT MTJ diklaim mencapai US$ 50 juta. ”Pasar kami target 80% untuk ekspor, dan 20% dalam negeri dalam bentuk ikan olahan bukan glondongan,” kata Rumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×