Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Program revitalisasi tambak udang melalui tambak demfarm yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012 dirasa menguntungkan para pembudidaya (petambak) udang.
“Tercatat, penambahan luasan tambak baru mencapai 675 hektare (ha) di enam lokasi tambak demfarm (Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon). Tambak revitalisasi ini mampu menyerap tenaga kerja baik musiman maupun tetap sebanyak 130 ribu orang, ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto melalui rilis yang diterima KONTAN, Selasa (7/1).
H. Bidin, salah satu petambak di tambak demfarm Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu mengatakan, tambak demfarm bisa menghasilkan produksi sepuluh kali lipat dari pola budidaya tradisional."Sebelumnya, produksi 1 ton per ha, sekarang 10 ton per ha," ujar dia.
Lebih lanjut, keberadaan tambak demfarm juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.”Masyarakat yang bekerja di tambak kami saat ini, disamping ada gaji bulanan, juga menikmati bonus 2% dari hasil panen. Paling kecil mereka dapat bonus sebesar Rp 2.000.000, pernah mereka dapat bonus sebesar Rp 4.000.000. Sehingga dari udang, sekarang mereka sudah ada yang bisa beli motor”, ungkap Bidin.
Slamet menambahkan, "Posisi tawar udang Indonesia cukup tinggi di dunia karena bebas EMS dan bebas residu," kata dia. Produksi udang secara nasional, per triwulan 3 atau per September 2013 telah mencapai 480 ribu ton (data sementara).
Jumlah ini telah melebihi capaian produksi tahun 2012 yang mencapai 457.600 ton. Data produksi ini berkorelasi positif dengan bertambahnya luasan tambak budidaya udang, di sekitar tambak demfarm.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News