Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan memanasnya hubungan antara India dan Pakistan tidak berdampak terhadap ekspor batubara Indonesia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan sejauh ini tidak ada gangguan yang signifikan terhadap pengiriman komoditas tersebut ke kedua negara.
“Enggak ada (antisipasi khusus). Pasti mereka butuh batubara kita, kan? Nggak ada masalah. Kalau kita melihat dari sini, belum ada terganggu apa-apa,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (8/5).
Hal senada juga disampaikan oleh Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani. Ia menyebutkan hingga kini para pelaku usaha batubara belum melaporkan adanya hambatan dalam kegiatan logistik maupun pengiriman ke India dan Pakistan.
“Sejauh ini belum ada laporan dari anggota kami terkait dampaknya. Hal-hal terkait logistik seperti pengiriman masih berjalan,” ujar Gita kepada Kontan, Kamis (8/5).
Baca Juga: Analis Kebijakan Industri Sawit Sebut Perang India-Pakistan Ancam Rantai Pasok Global
Menurut Gita, penurunan permintaan dari India dan Pakistan sejak awal tahun hingga Maret lebih disebabkan oleh kebijakan masing-masing negara untuk meningkatkan konsumsi batubara domestik, bukan karena konflik militer yang kembali memanas.
Sebagai informasi, India merupakan pasar ekspor batubara Indonesia terbesar setelah China. Namun, dalam 10 tahun terakhir, volume dan nilai ekspor batubara Indonesia ke India cenderung fluktuatif dan mengalami tren penurunan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata volume ekspor batubara Indonesia ke India pada periode 2015–2024 sebesar 104,58 juta ton per tahun, dengan rata-rata nilai ekspor sebesar US$ 5,44 miliar per tahun.
Pada 2024, ekspor ke India tercatat sebesar 108,07 juta ton dengan nilai US$ 6,25 miliar. Volume ini turun tipis 0,79% dibanding tahun sebelumnya, sedangkan nilai ekspor anjlok 13,92%.
Volume ekspor tertinggi terjadi pada 2015 sebesar 123,84 juta ton, sedangkan volume terendah tercatat pada 2021 yakni 70,78 juta ton. Dari sisi nilai, ekspor tertinggi tercapai pada 2022 dengan US$10,59 miliar, dan terendah pada 2016 sebesar US$3,31 miliar.
Sementara itu, konflik India-Pakistan kembali memanas setelah pemerintah India melancarkan serangan militer terbatas ke wilayah Pakistan sebagai balasan atas serangan militan di Kashmir bulan lalu yang menewaskan 26 orang. Kedua negara bersenjata nuklir itu memang memiliki sejarah panjang konflik, termasuk Perang Kargil pada 1999.
Meski situasi geopolitik di kawasan Asia Selatan kembali memanas, pelaku industri dalam negeri masih menilai kondisi tersebut belum menjadi ancaman terhadap stabilitas ekspor batubara Indonesia.
Baca Juga: Gapki: Ada Potensi Penurunan Ekspor CPO Imbas Perang India-Pakistan
Selanjutnya: BEI Buka Pendaftaran Liquidity Provider Saham, Begini Respons Sejumlah Anggota Bursa
Menarik Dibaca: IDAI: Imunisasi adalah Fondasi Utama dalam Mencegah Penyakit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News