Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Badan Usaha Milik negara (BUMN) tak ubahnya aksi sosial BUMN kepada UKM di lingkungan sekitarnya. Karena, tiap tahun BUMN harus menyisihkan dana antara 1% sampai 3% untuk membantu UKM.
Salah satu UKM yang mendapatkan dana PKBL dari PT Sucofindo adalah Elly Susilowati, pemilik pabrik sepatu buatan tangan PT Ethree Abadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Elly mengaku, mendapatkan tawaran talangan dana PKBL dari Sucofindo sejak tahun 2003 silam.
"Besaran dana PKBL berdasarkan pendapatan pelaku usaha," kenang Elly. Tak heran, jika pada awalnya Elly hanya mendapat plafon pinjaman antara Rp 10 juta sampai Rp 30 juta. Namun seiring perkembangan usahanya, Elly bahkan pernah mendapat talangan dana sampai Rp 100 juta. "Saat ini, saya pinjam Rp 50 juta. Bunganya flat 6% per tahun," tukas Elly. Untuk dana pinjaman sebesar itu, Elly hanya cukup menjaminkan usahanya saja.
Dana tersebut dimanfaatkannya untuk memperbesar jalur distribusi produknya. Selain itu, modal PKBL tersebut membuat Elly luwes mengerjakan pesanan sepatu kulit yang jadi andalannya.
Dana kemitraan Sucofindo bisa dicicil sampai jangka waktu tiga tahun. "Di Sucofindo, kalau telat bayar cicilan bisa diberi waktu tenggang sampai tiga bulan," lanjutnya.
Selain dana kemitraan, Elly juga mendapat dana hibah untuk meningkatkan skill kewirausahaannya. "Saya mendapat pembelajaran marketing, manajemen, pembukuan dan sebagainya," ujarnya. Dengan pembelajaran tersebut, Elly mampu manjadi pelaku usaha yang tahan banting di tengah guncangan krisis global.
"Kalau tidak ada modal tersebut, bagaimana saya memenuhi ratusan unit pesanan sepatu yang mampir ke saya," ujarnya. Apalagi tahun ini Elly berniat untuk melempar produknya ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News