Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Musim high season umrah pada periode Januari hingga Ramadhan 2025 mengejutkan banyak pihak.
Biasanya, bulan Januari dan periode sebelum Ramadhan tergolong low atau mid season, tetapi tahun ini terjadi lonjakan permintaan yang signifikan.
Pada November dan Desember 2024, tiket serta hotel masih tersedia dengan harga promo. Namun, sejak awal Desember, permintaan meningkat tajam, menyebabkan hampir seluruh hotel dan tiket untuk Januari hingga Ramadhan penuh.
Baca Juga: Tingkat Hunian Hotel di Mekkah dan Madinah Meningkat, Begini Strategi AMPHURI
"Penumpukan jamaah di periode ini cukup mengkhawatirkan, sehingga diperlukan analisis mendalam mengenai penyebabnya," ujar Zaky Zakaria Anshary, Sekretaris Jenderal AMPHURI, saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Menurutnya, beberapa faktor utama yang mempengaruhi lonjakan ini adalah meningkatnya daya beli masyarakat seiring dimulainya proyek-proyek nasional setelah Pilpres, seperti proyek makan siang gratis dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain itu, liburan musim dingin di negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, yang berlangsung dari 23 Desember hingga 22 Januari, juga turut mendorong tingginya permintaan umrah.
"Januari hingga Maret, yang biasanya merupakan mid season, kali ini permintaannya justru mendekati peak season, terutama dengan adanya pasar Mesir yang menawarkan paket perjalanan umrah selama tiga bulan (Rajab hingga Ramadhan)," tambahnya.
Baca Juga: Cara Cek Nama Jemaah Haji 2025 di Website haji.kemenag.go.id
Selain itu, pasar baru yang tengah berkembang, seperti Uzbekistan, turut meningkatkan permintaan terhadap hotel-hotel yang lebih dekat dengan Masjidil Haram.
Sementara itu, banyak jamaah Indonesia yang menunda keberangkatan hingga akhirnya menumpuk pada Januari, Februari, dan Maret.
Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh faktor "wait and see" terkait peralihan kepemimpinan presiden baru serta penyesuaian dengan jadwal liburan.
Cuaca yang lebih sejuk pada Desember hingga Februari juga menjadi faktor utama yang membuat jamaah memilih periode ini untuk berangkat.
Selain itu, libur panjang akhir Januari di Indonesia serta dibukanya jalur darat yang menghubungkan beberapa negara dengan Arab Saudi, seperti Mesir, Lebanon, dan Irak, turut meningkatkan jumlah jamaah.
Namun, lonjakan permintaan ini juga membawa tantangan bagi penyelenggara umrah. Beberapa di antaranya adalah pembatalan sepihak dari hotel atau broker hotel, perpindahan hotel bagi jamaah, kenaikan harga akomodasi dan tiket, serta penundaan keberangkatan yang berimbas pada kerugian bagi banyak penyelenggara.
Baca Juga: Berburu Paket Perjalanan Umrah Terjangkau di Garuda Indonesia Umrah Travel Fair
Zaky, yang juga pemilik Khazzanah Tours, mengungkapkan bahwa pihaknya menghadapi kesulitan dalam mendapatkan hotel untuk puluhan grup jamaah yang berangkat pada Januari dan Februari. Beberapa jamaah bahkan harus dipindahkan ke hotel lain karena kepadatan.
"Travel saya, Khazzanah Tours, di bulan Januari dan Februari memiliki puluhan grup, tetapi kami menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan hotel. Pada Januari, ada jamaah yang harus dipindahkan karena tingginya okupansi hotel," jelasnya.
Meski demikian, penyelenggara akhirnya dapat memenuhi kebutuhan akomodasi jamaah mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan tinggi selama musim high season, fleksibilitas dan kesiapan penyelenggara tetap menjadi kunci dalam memberikan layanan terbaik.
"Awal Februari, kami mengadakan program Milad di Mekkah bersama 450 jamaah. Kami sempat kesulitan mendapatkan hotel, tetapi alhamdulillah, akhirnya semua kebutuhan akomodasi dapat terpenuhi," pungkasnya.
Selanjutnya: 5 Tips Membiasakan Anak untuk Bangun Pagi, Orangtua Bisa Pakai Caranya
Menarik Dibaca: -Pakai Tips Ini Untuk Hadapi Menstruasi di Hari Pernikahan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News