Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur akan dirilis pada Oktober 2024. Hal ini disampaikan oleh Luhut dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di JCC Senayan, Kamis (5/9).
"Jadi, kita bisa mengurangi emisi karbon dengan energi hijau di negara ini, mulai bulan depan," kata Luhut.
Luhut menegaskan bahwa pemerintah Indonesia memiliki beberapa upaya untuk mengurangi emisi karbon seperti dengan mengurangi kandungan sulfur dalam BBM, menggeber energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi dengan meluncurkan Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik terbaru hingga 2040 sebesar 62 giga watt (GW).
"Kita akan mengumumkan segera kira-kira 62 gigawatt renewable energy pipeline," ujar Luhut.
Langkah untuk mengurangi emisi karbon selanjutnya, kata Luhut, produksi dan konversi kendaraan listrik di Indonesia tahun lalu hanya 12.000 produksi. Dengan insentif baru yang telah diberikan, Luhut memproyeksikan perusahaan seperti BYD bisa memproduksi 300.000 dalam tahun yang akan datang. Dengan demikian, Luhut memperkirakan Indonesia akan memiliki 132 juta sepeda motor .
Disampaikan Luhut, pemerintah Indonesia juga tengah mengembangkan industri panel surya yang bertujuan untuk ekspor listrik hijau dari Indonesia ke negara-negara terdekat seperti Singapura.
Baca Juga: Anggaran Pendidikan Jumbo Perlu Dievaluasi Efektivitasnya
"Dan kita akan memiliki industri panel solar kita sendiri. Jadi, tidak ada lagi masalah tentang konten lokal. Jadi, itu juga alasan negosiasi kita dengan Singapura bergerak dengan baik. Kita bisa ekspor sekarang energi hijau ke Singapura. Tapi, pada saat yang sama, kita juga melihat kepentingan kita sendiri," ungkap Luhut.
Upaya kurangi emisi karbon terakhir, Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon 600 gigaton untuk Carbon Capture and Storage (CCS) yang akan dipenuhi dari perdagangan karbon antara negara.
"Kita beruntung bahwa kita memiliki 600 gigaton penyimpanan karbon. Kita tidak bisa mencapai emisi 0 tanpa menggunakan CO2 di area penyimpanan karbon ini. Dan kita memiliki banyak di Indonesia," tanda Luhut.
Catatan Kontan, Pemerintah akan membuat skenario untuk meningkatkan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM), yaitu melalui produk BBM rendah sulfur dan emisi
Deputi Koordinator Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan awalnya pihaknya menargetkan regulasi BBM rendah sulfur selesai pada 17 Agustus 2024, namun harus mundur ke September karena adanya alasan teknis.
"Enggak (17 Agustus), tadinya kita ada target tapi secara teknis butuh waktu yang lebih panjang. Intinya sebelum masa pemerintahan ini berakhir, apa yang akan kita laksanakan adalah perangkat regulasinya yang kita targetkan selesai dan termasuk penugasannya," ungkapnya saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (09/08).
Ia menegaskan tanggal 1 September 2024 adalah finalisasi dari regulasi produk BBM rendah sulfur tersebut, sedangkan untuk penyelenggaraan secara teknis akan disesuaikan dengan kesiapan Pertamina.
"Kita rencananya saat ini, seperti yang saya sampaikan kemarin 1 September, yang kita mau finalize regulation-nya. Untuk teknisnya kita harus lihat juga persiapan Pertamina," tambah dia.
Kemudian terkait harga, Rachmat mengungkap bahwa harga BBM rendah sulfur akan sama dengan harga biosolar. Adapun untuk diketahui harga biosolar saat ini adalah Rp6.800 per liter.
"Harganya tetap, kualitasnya lebih baik. yang saat ini kita design," katanya.
Baca Juga: Bahlil Mau Tambah Lawan Sawit di Papua untuk Kebutuhan B60, Begini Komentar Gapki
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News