Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) melalui anak usahanya, PT Malindo Food Delight (MFD) kembali melepas ekspor produk olahan ke negara Singapura. Nilai ekspor produk olahan kali ini mencapai US$ 90.000 atau setara 18 ton produk olahan.
Direktur Malindo Feedmill Rewin Hanrahan mengatakan, pemesanan kembali atau repeat order dari pihak buyer Singapura menandakan bahwa produk dalam negeri mendapat respon pasar yang baik di Singapura. Terlebih, di tengah kondisi persaingan ketat dan tingkat ekonomi yang belum pulih sepenuhnya.
“Ini juga menjadi momentum penting bagi kami, bahwa produk Malindo artinya produk Indonesia bisa menembus negara yang menjadi pusat perekonomian di Asia Tenggara bahkan dunia internasional,” ujar Rewin, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (20/10).
Baca Juga: Harga Bahan Baku Pakan Naik, Malindo Feedmill (MAIN) Optimistis Kinerja Tetap Tumbuh
Sejak tahun 2020, jelas Rewin, Malindo dengan produk olahan SunnyGold juga sudah berhasil ekspor ke pasar Jepang.
Rewin menargetkan, pada bulan November mendatang, MAIN akan kembali mengekspor dua kontainer ayam beku dan dua kontainer produk olahan ke pasar Singapura.
Di sisi lain, pihaknya juga berharap agar ekspor satu kontainer produk olahan ke United Arab Emirates dan juga ke Jepang dapat segera terlaksana.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia khususnya Direktorat Jenderal Peternakan yang telah memberikan dukungan dan arahan mulai dari proses audit oleh Pemerintah Singapura hingga terealisasinya ekspor ini,” tambah Rewin.
Sebagai informasi, Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi turut menghadiri pelepasan ekspor produk olahan MAIN ke Singapura. Arief menjelaskan, Indonesia berpotensi menjadi produsen pangan dunia, salah satunya dengan mendorong para pelaku usaha agar aktif mencari peluang pasar internasional.
Selain Jepang, Singapura menjadi salah satu negara yang dikenal ketat akan keamanan pangannya. Sehingga keberhasilan produk Indonesia menembus pasar Singapura merupakan bukti bahwa produk peternakan Indonesia sangat berkualitas.
Selain membuka peluang ekspor bagi produk pertanian lainnya, Arief berharap produksi dalam negeri dapat diperkuat sehingga upaya menekan importasi dapat terlaksana secara maksimal.
“Kalau produk kita sudah masuk Singapura, sudah masuk Jepang, (negara) yang lain itu mudah sekali, sehingga hari ini kita dorong terus, ekosistem pangan Indonesia, begini cara mengelola pertanian Indonesia, kita kurangi secara berkala importasi, dorong produksi dalam negeri,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News