kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat dampak penurunan harga minyak WTI ke industri petrokimia


Rabu, 22 April 2020 / 16:12 WIB
Melihat dampak penurunan harga minyak WTI ke industri petrokimia
ILUSTRASI. A general view of Shell's Pulau Bukom petrochemical complex in Singapore July 15, 2019. Picture taken July 15, 2019. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono menjelaskan anjloknya harga minyak mentah WTI adalah momentum sangat bagus untuk industri petrokimia. "Jadi kalo harga minyak mentah jatuh, otomatis harga nafta juga melandai," jelasnya.

Namun masalah yang terjadi saat ini, kata Fajar, kapal mengangkut bahan bakunya apakah tersedia? Pasalnya, biang masalah harga minyak anjlok juga karena tidak ada kapalnya. Semua kapal terisi penuh minyak mentah karena tidak bisa dibongkar di user. Pemicunya karena subsidi bayar kapalnya untuk bongkar tidak ada.

Baca Juga: Penasaran mengapa harga BBM kita belum juga turun? Ini jawabannya....

Fajar menjelaskan harga sewa kapal jadi melonjak tinggi. Biasanya hanya US$ 60.000 - US$ 80.000 per hari menjadi US$ 400.000 per hari.

Meski demikian, ada juga katalis positifnya bagi industri petrokimia yang punya kapal sendiri. Menurut Fajar, perusahaan yang harus memanfaatkan momentum ini adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Pertamina.

Jadi menurut Fajar, kesempatan emas ini jangan sampai terlewat oleh pengusaha Petrokimia yang sekiranya bisa memanfaatkan momentum agar bisa dapat maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×