kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Bisnis Logistik


Selasa, 15 Februari 2022 / 15:37 WIB
Menakar Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Bisnis Logistik
ILUSTRASI. Angkutan umum yang mengantri di terminal Kampung Melayu, Jakarta (4/3). Menakar Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Bisnis Logistik.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut menarik perhatian para pelaku usaha angkutan logistik. Organisasi Angkutan Darat (organda) mengatakan, meski tidak berdampak signifikan bagi layanan logistik, namun harus ada kepastian untuk menjaga pasokan bahan bakar.

Asal tahu saja, per tanggal 12 Februari PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi untuk tiga jenis BBM yakni Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.

Kenaikan harga berkisar antara Rp 1.500 - Rp 2.650 dari hari sebelumnya. Dimana, tiap provinsi memiliki harga tersendiri yang sudah disesuaikan.

Beruntungnya, para pelaku usaha logistik tidak terdampak dengan adanya kebijakan naiknya harga BBM. Umumnya para pelaku usaha logistik menggunakan jenis BBM subsidi seperti solar untuk armada pengantarannya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia di Januari 2022 Surplus US$ 930 juta

Kendati demikian, Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat Ateng Haryono menjelaskan, kebijakan ini bisa menjadi masalah apabila Pemerintah tidak melakukan suplai BBM Jenis BBM Tertentu (JBT) secara kontinu dan merata ke seluruh pelosok negeri.

“Yang jadi masalah adalah suplai JBT tidak kontinu dan merata ke seluruh Indonesia. Sehingga mengakibatkan armada pengantaran logistik harus membeli BBM non subsidi yang cukup mahal. Dengan demikian mendorong meningkatnya biaya kirim logistik,” ujar Ateng kepada Kontan, Selasa (15/2).

Sebagai informasi, Jenis BBM Tertentu (JBT) merupakan jenis BBM yang disubsidi oleh pemerintah untuk didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Adapun produknya adalah minyak tanah dan minyak solar.

Ateng mencontohkan di beberapa tempat seperti Jambi, Bengkulu, dan Sulawesi Barat seringkali terdapat laporan tidak tersedianya bahan bakar JBT. Banyak angkutan logistik yang akhirnya menggunakan dexlite guna memastikan pengiriman barang terus bergerak.

Baca Juga: Penyebab Surplus Neraca Dagang pada Januari 2022 Diprediksi Turun




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×