kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

Menakar Peta Jalan Hilirisasi Mineral Indonesia di IMARC 2025


Selasa, 28 Oktober 2025 / 19:02 WIB
Menakar Peta Jalan Hilirisasi Mineral Indonesia di IMARC 2025
ILUSTRASI. International Mining and Resources Conference (IMARC) 2025 di Sydney.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menegaskan ambisinya untuk menempati posisi strategis dalam rantai pasok global mineral melalui penguatan hilirisasi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. 

Dalam ajang International Mining and Resources Conference (IMARC) 2025 di Sydney, pemerintah menampilkan peta jalan hilirisasi mineral nasional yang memadukan proses eksplorasi, pemurnian, hingga manufaktur produk bernilai tambah tinggi.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu Siswo Pramono mengatakan, peta jalan tersebut mencerminkan arah baru kebijakan industri nasional yang tak lagi bertumpu pada ekspor bahan mentah, tetapi mengutamakan nilai tambah dan efisiensi rantai pasok.

“Dengan cadangan nikel terbesar di dunia serta sumber daya timah, bauksit, dan tembaga yang melimpah, Indonesia kini tidak lagi berbicara soal ekspor bahan mentah. Kita tengah membangun narasi industri yang berorientasi pada hilirisasi, inovasi, dan kolaborasi global,” ujar Siswo dalam sesi diskusi di IMARC, Selasa (28/10/2025).

Baca Juga: MIND ID dan Tantangan Standarisasi Pengelolaan Tambang Nasional

Menurut Siswo, hilirisasi kini bukan sekadar kebijakan industri, tetapi strategi ekonomi jangka panjang yang selaras dengan transisi energi bersih dan pembangunan industri hijau global. Melalui peta jalan tersebut, Indonesia ingin memastikan keterhubungan antara eksplorasi mineral, pengolahan di smelter, hingga pemanfaatannya di sektor manufaktur baterai listrik dan komponen teknologi tinggi.

“Hilirisasi adalah strategi untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional sekaligus memperdalam struktur industri. Indonesia ingin menjadi pemain utama dalam rantai pasok global mineral kritis,” jelasnya.

Kehadiran Mining Industry Indonesia (MIND ID) menjadi bentuk konkret dari implementasi strategi itu. Dalam pameran bertema “Sustainable Mining, Future Minerals,” MIND ID menampilkan visual interaktif Journey of Indonesian Minerals yang menggambarkan rantai nilai mineral nasional dari hulu hingga hilir.

Pameran tersebut menyoroti proyek-proyek strategis hilirisasi, mulai dari smelter nikel di Sulawesi dan Halmahera, pemurnian alumina di Kalimantan Barat, hingga pengembangan rare earth elements (REE) yang tengah dikerjakan oleh Antam, Timah, dan Bukit Asam.

Baca Juga: Pemerintah Mendorong Hilirisasi Mineral, MIND ID Kejar Hilirisasi Sektor Bauksit

Menurut Siswo, partisipasi MIND ID di forum ini memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi ekonomi berbasis sumber daya.

“Kehadiran MIND ID memperlihatkan bagaimana diplomasi mineral kini berkembang menjadi diplomasi teknologi, inovasi, dan keberlanjutan. Kita tidak hanya menunjukkan hasil hilirisasi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi untuk masa depan industri tambang yang lebih hijau,” ujarnya.

Indonesia juga memanfaatkan forum IMARC untuk memperluas kemitraan dengan Australia, terutama dalam riset mineral kritis, transfer teknologi tambang rendah karbon, dan pengembangan SDM energi dan pertambangan.

Dalam konteks global, strategi hilirisasi Indonesia kini menghadapi tantangan baru berupa fluktuasi harga mineral, pengetatan standar lingkungan, dan dinamika kebijakan dagang negara maju. Karena itu, peta jalan yang ditampilkan di IMARC menjadi penting untuk memastikan arah kebijakan industri tetap konsisten dan berorientasi pada efisiensi serta daya saing jangka panjang.

“IMARC menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan arah transformasi industri mineral Indonesia — dari eksportir bahan mentah menjadi bagian penting dari rantai pasok teknologi global,” tutup Siswo.

Baca Juga: Ini Strategi MIND ID Pacu Dekarbonisasi

Selanjutnya: Mensos Targetkan 300.000 Keluarga Digraduasi pada Tahun 2026

Menarik Dibaca: Ada 23 Juta Orang Naik LRT Jabodebek Sejak Januari Hingga Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×