kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.890   -36,55   -0,53%
  • KOMPAS100 999   -5,91   -0,59%
  • LQ45 772   -5,21   -0,67%
  • ISSI 220   -1,07   -0,48%
  • IDX30 400   -2,40   -0,59%
  • IDXHIDIV20 471   -4,62   -0,97%
  • IDX80 113   -0,69   -0,61%
  • IDXV30 115   -0,40   -0,35%
  • IDXQ30 130   -0,98   -0,75%

Mendorong Transformasi Digital Nasional, Begini Peran Strategis Serat Optik


Rabu, 07 Mei 2025 / 22:24 WIB
Mendorong Transformasi Digital Nasional, Begini Peran Strategis Serat Optik
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan saluran kabel bawah tanah di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023). TARA FOTO/Galih Pradipta/nym.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.   Indonesia tengah memasuki fase krusial dalam upaya mewujudkan visi transformasi digital nasional. Dengan populasi lebih dari 279 juta jiwa dan tingkat penetrasi internet yang telah mencapai 74,6% pada Januari 2025, kebutuhan infrastruktur digital yang andal, cepat, dan aman menjadi sangat mendesak.

Lonjakan permintaan terhadap layanan cloud, kecerdasan buatan (AI), distribusi konten digital, dan konektivitas 5G, juga kian mendorong pentingnya infrastruktur dasar, yaitu serat optik. Teknologi ini terbukti memiliki kapasitas besar, kecepatan tinggi, serta latensi rendah, menjadikannya tulang punggung konektivitas digital masa depan.

Direktur Strategi & Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi, Denny Setiawan menjelaskan, sistem infrastruktur digital Indonesia membutuhkan arsitektur yang menyeluruh. 

Mulai dari, data center sebagai pusat kehidupan digital dan konten, jalur backbone, dan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan wilayah dan dunia internasional.

"Selain itu, ada pula jalur PLN/jalan/rel sebagai arteri rute penetrasi, serta jaringan fiber optk yang menyentuh langsung rumah dan titik layanan publik,” kata Denny, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (7/5).  

Baca Juga: Mitratel (MTEL) Klaim Telah Merampungkan Akuisisi Jaringan Fiber Optik

Pasar infrastruktur jaringan serat optik di Asia Pasifik diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 15,9% hingga 2028. Tren ini, menandai tingginya  urgensi dan potensi besar investasi di sektor ini. “Kolaborasi lintas pemangku kepentingan adalah kunci.," ujar Teguh Prasetya, Direktur Utama Alita Praya Mitra. 

Sejak tahun 2020, Alita telah mengimplementasikan sistem Optical Network Management System integrated (ONMSi) sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan keandalan pengelolaan infrastruktur serat optik. Hasil implementasi ini berdampak signifikan dalam peningkatan kinerja operasional.

“Langkah ini memperkuat posisi Alita sebagai penyedia infrastruktur digital yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan industri telekomunikasi modern,” kata Teguh.

Urgensi membangun ekosistem digital yang menyeluruh, termasuk membangun jaringan serat optik tak lepas dari beberapa tantangan yang masih kerap dihadapi. Ketua Umum Apjatel, Jerry Siregar mengungkapkan, pembangunan serat optik masih kerap terhadang harmonisasi regulasi telekomunikasi di Indonesia. 

Selanjutnya: Asing Net Sell Jumbo Rp 1,74 Triliun, Cermati Saham yang Banyak Dilepas, Rabu (7/5)

Menarik Dibaca: Yuk Catat Jadwal KRL Solo-Jogja Pada Kamis 8 Mei 2025 ke Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×