Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Kemudian, pada 2013 Sumitomo Mitsui Banking Corporation membeli saham BTPN dari TPG Nusantara sebesar Rp 9,21 triliun. Pada 2015 lalu, Sumitomo kembali membeli saham BTPN senilai Rp 5,9 triliun.
“Dulu ketika di bawah Recapital, kinerja BTPN kurang bagus. Ketika diambil alih Northstar, barulah mereka meningkat dari sisi kinerja fundamental dan harga saham,” ungkap Teguh.
Sebaliknya, beberapa perusahaan lain yang diinvestasikan oleh Northstar Group ternyata belum berkembang sesuai harapan.
“Northstar masih bertahan di DOID tapi belum cuan. Saham-saham lain seperti TRIM yang dimiliki Northstar juga bukan saham yang likuid. Trimegah juga bukan perusahaan sekuritas terbesar,” imbuh Teguh memberi contoh.
Kini, Northstar Group mencoba peruntungannya di bidang teknologi. Hal ini dibuktikan melalui investasi di Gojek dan Bank Jago yang kini menjadi bank digital.
Baca Juga: Terungkap, EP ID Holdings Pte Ltd Borong Saham CENT Senilai Rp 2,04 Triliun
Prospek Northstar Group di bisnis teknologi pun tergolong positif lantaran sektor tersebut tengah digandrungi oleh banyak investor. Perusahaan-perusahaan teknologi juga dipercaya punya peranan penting dalam roda perekonomian di masa mendatang.
Terlepas dari itu, masih perlu waktu untuk membuktikan kesuksesan investasi Northstar Group di perusahaan-perusahaan teknologi.
“Belum bisa dipastikan sukses atau bagaimana. Contohnya, walau tahun lalu saham Bank Jago (ARTO) naik sangat signifikan, tapi secara fundamental kinerja bank tersebut masih rugi. Ini beda dengan hasil investasi mereka saat masih punya BTPN,” pungkas Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News