Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Pegunungan Ijen adalah salah satu wilayah penghasil kopi unggulan di Indonesia dengan hamparan sekitar 15.600 hektare (ha). Perkebunan kopi di Pegunungan Ijen terdiri dari kombinasi lahan yang dikelola PTPN sebanyak 4.986 ha dan lahan Perhutani yang dikelola oleh petani rakyat sekitar 10.666 ha.
Kawasan ini menjadi model kolaborasi antara negara dan masyarakat yang ideal dalam pengembangan komoditas perkebunan kopi.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna menyampaikan, baik PTPN dan Perhutani aktif melakukan pendampingan kepada petani kopi di wilayah ini melalui program Project Management Office (PMO) Kopi dan Kakao Nusantara Kementerian.
“Pendampingan petani bekerjasama dengan berbagai stakeholders terutama BUMN yang beririsan dengan bisnis perkebunan, seperti Pupuk Indonesia untuk penyediaan akses pupuk non-subsidi dan Himbara untuk akses pembiayaan,” jelas Denaldy, dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (25/6).
Baca Juga: Harga Biji Kopi Turun Lagi di Vietnam, Sementara Kopi Premium Indonesia Naik
PTPN memiliki Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember yang menjadi research center untuk mendukung pendampingan kepada petani kopi di seluruh Indonesia.
PTPN juga mengelola kebun kopi di Kawasan Pegunungan Ijen yang dikenal sebagai Java Coffee Estate (JCE). Operasional JCE dukungan berbagai program strategis. Seperti replanting, sertifikasi keberlanjutan, penerapan konsep traceability, serta adaptasi terhadap regulasi global.
Jatmiko Krisna Santosa, Direktur Utama PTPN IV, sub holding PTPN III (Persero), sejak PTPN IV mengelola kerja sama operasi pengelolaan JCE bersama PTPN I tahun 2022 lalu, progress kinerja produksi dan pemasaran kopi jawa menunjukkan hasil menggembirakan.
Tahun 2024 lalu, JCE mampu menghasilkan kopi arabika greenbeans hingga 825 ton yang sebagian besar diekspor ke mancanegara seperti Jerman, Belgia, Amerika Serikat (AS, Inggris, Arab Saudi dan Norwegia.
Baca Juga: Ekspor Biji Kopi ke Negara Timur Tengah Alami Penurunan Imbas Konflik Israel-Iran
“Melihat tren positif sepanjang 2024, kami yakin ekspor specialty coffee arabika dari JCE yang dikenal sebagai Java Coffee akan terus tumbuh. Dan juga yang terpenting, JCE dapat menjadi role model bagi budidaya kopi petani yang ada di dalam ekosistem PMO,” ujar Jatmiko.
"PTPN I yang merupakan subholding PTPN Group siap membangun ekosistem kopi berkelanjutan yang berpihak kepada
kesejahteraan petani,” timpal Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas.
Permintaan dunia terhadap kopi terus meningkat. Nilai kopi akan berkali lipat dilakukan hilirsasi dan branding. "Kualitas saja tidak cukup. Nama besar Indonesia harus melekat pada produk turunan kopi dan cita rasa kopi specialty kita,” kata Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Selanjutnya: Harga Minyak Bisa Mendidih! Arsjad Rasjid: Peta Jalan Investasi Energi Mesti ke EBT
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok di Jabodetabek 27-28 Juni, Daerah Ini Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News