kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menuju kinerja yang lebih sehat, Krakatau Steel (KRAS) perlu perhatikan hal ini


Kamis, 02 Juli 2020 / 14:40 WIB
Menuju kinerja yang lebih sehat, Krakatau Steel (KRAS) perlu perhatikan hal ini
ILUSTRASI. PT. Krakatau Steel Tbk (KRAS). KONTAN/Baihaki/1/11/2010


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal tahun, yakni kuartal-I 2020, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) kinerjanya sudah mulai tampak membaik. Setelah selama sepuluh tahun menjadi perusahaan publik, produsen baja nasional tersebut acapkali merugi.

Menurut Toto Pranoto, Pengamat BUMN, dengan direstuinya restrukturisasi utang perseroan di awal tahun ini, diharapkan jadi titik awal menuju kinerja yang lebih sehat. Sebab kata Toto, persoalan restrukturisasi ini sering kali gagal ditangani manajemen KRAS sebelumnya.

Baca Juga: Pengamat: Kebijakan impor baja menggerus bisnis Krakatau Steel (KRAS)

Setelah itu perusahaan diketahui juga melakukan divestasi anak usaha yang tidak sejalan dengan core bisnis perusahaan. "Hal ini juga bagian dari efisiensi. Selain itu perusahaan juga bisa memperkuat revenue, sebagai holding, ada beberapa anak usaha yang lebih mendukung core bisnis KS yang patut dipertahankan dan diperkuat," terang Toto kepada Kontan.co.id, Kamis (2/7).

Misalnya anak usaha yang bergerak di sektor pelabuhan di Cilegon, PT Krakatau Bandar Samudera yang punya posisi strategis di tengah kawasan industri tersebut. Juga PT Krakatau Tirta Industri yang mengelola air bersih, tentu keberadaan anak usaha ini sangat vital dan dapat dimaksimalkan.

"Kalau misal KS mau lakukan optimalisasi lewat IPO anak usaha atau strategic investor, keduanya bisa dapat dana fresh. Serta bisa menambah cashflow bagi anak dan induk usaha," sebut Toto.

Saat ini, menurut Toto, KRAS sudah berada pada arah yang tepat untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Namun selain itu, produsen baja ini juga perlu dilindungi dengan regulasi yang tepat agar tidak kedodoran berhadapan dengan persaingan produk impor.

Baca Juga: Serap gas dari sesama BUMN, Krakatau Steel (KRAS) bakal lebih efisien

Kalau regulasi bersahabat dan restrukturisasi berjalan lancar, Toto optimistis lima tahun adalah waktu yang cukup untuk perusahaan berbenah dan mampu tampil sebagai perusahaan yang lebih sehat secara keuangan. Apalagi pasar baja masih sangat menjanjikan.

Pada kesempatan yang berbeda, Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan pertumbuhan industri baja tahun ini diperkirakan lebih baik ketimbang sektor lainnya, secara global.

Bahkan ada kesempatan untuk recovery begitu pandemi ini berakhir, dengan mulai maraknya proyek pembangunan infrastruktur dan sektor konstruksi. "Kuncinya efisiensi dan restrukturisasi itu keharusan. Serta meski kemudahan dengan dikasih Penyertaan Modal Negara (PMN) jangan sampai meninabobokkan perusahaan," ujar Tauhid.

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) bakal serap gas 300.000-450.000 mmbtu per bulan dari PGN (PGAS)

Sementara itu Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia M. Faisal menyoroti perlunya perusahaan mengadopsi teknologi produksi terbaru agar lebih efisien serta mampu menjawab kebutuhan pasar. "Belum terlambat karena memang prospek bisnisnya masih besar dan baik," katanya.

Efisiensi perlu ditingkatkan, sembari pemerintah juga harus memberikan kepastian kebijakan. "Kalau itu tidak dijamin regulasi, dari sisi investasi pasti ada kesulitan. Faktor-faktor tersebutlah yang akan menentukan kapan perusahaan bisa sehat," sebut Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×