Reporter: Noverius Laoli | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang rupiah membuat para importir buah merugi. Karena itu, para importir pun membatasi kuota impor yang mereka lakukan dari biasanya untuk menekan kerugian.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin mengatakan menurunnya impor buah dan sayuran terjadi akibat penguatan dollar terhadap rupiah, di atas Rp 13.000 per dollar US$.
Selain itu pemberitaan terkait adanya jenis apel impor yakni apel granny smith dan gala berkode ca933312 yang terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes juga membuat konsumsi apel menurun drastis.
"Jadi bukan pemerintah yang membatasi impor buah dan sayur tapi importir sendiri membatasi diri membeli karena pasarnya lagi tidak bagus," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (22/3).
Khafid bilang anggotanya mengurangi impor buah dan sayuran sekitar 30% hingga 40% akibat melesunya pasar buah-buahan impor asal AS di dalam negeri. Kemudian importir juga harus menanggung kerugian sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta setiap kali terjadi penguatan dollar terhadap rupiah sebesar Rp 100. Sehingga menurutnya, pemerintah Indonesia tidak membatasi impor tapi justru para importir yang memang tengah kewalahan menghadapi kondisi pasar saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News