kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MMS Group Indonesia (MMSGI) Fokus Kembangkan Bisnis dengan Prinsip Keberlanjutan


Kamis, 21 Maret 2024 / 16:36 WIB
MMS Group Indonesia (MMSGI) Fokus Kembangkan Bisnis dengan Prinsip Keberlanjutan
Dari kiri: CEO MMS Land Andreas Chandra Biantoro, CEO MMS Resources Margaretha, CEO MMS Group Indonesia Sendy Greti, dan CEO MMS Solution Adhi Mustopo.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MMS Group Indonesia (MMSGI) berupaya mengembangkan bisnisnya. Perusahaan akan terus berfokus pada tiga lini usahanya dengan mengusup konsep keberlanjutan.

CEO MMSGI Sendy Greti mengatakan, sejak berdiri pada 2005 lalu, perusahaan hadir sebagai institusi pengelola aset terdepan dan berprinsip pada keberlanjutan dalam energi dan properti.

"Saat ini, kami fokus pada tiga pilar bisnis utama, yakni MMS Resources yang bergerak di pertambangan dan batubara, MMS Land yang bergerak di industri properti dan hospitality, dan MMS Solution yang bergerak di sektor energi," ujarnya, Rabu (20/3).

Baca Juga: Anak Usaha MMSGI Dukung OIKN Bangun Miniatur Hutan Tujan Tropis Nusantara

Sendy menyebutkan, MMSGI memiliki target menjadi penyedia energi terintegrasi. Ini bertujuan untuk mencapai Indonesia Net Zero 2060 melalui transisi energi yang adil dan teratur.

CEO MMS Resources, Margaretha mengatakan operasi utama perusahaan berada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dan Banjar, Kalimantan Selatan. Adapun pasar perusahaan, baik domestik maupun pasar ekspor.

"Untuk pasar ekspor saat ini kami memiliki 12 tujuan negara ekspor," katanya.

Teranyar, PT Multi Harapan Utama (MHU), menyepakati kerja sama jual beli batubara dengan Shaanxi Shaanmei Supply Chain Management Co., Ltd. (SHAANMEI).

MoU ini menandakan komitmen kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama jual beli batubara sepanjang tahun 2024. MHU akan memasok 1,5 juta metrik ton batubara kepada SHAANMEI.

Baca Juga: MMS Group Berpartisipasi dalam Bursa Karbon, Ini Tujuannya

Marketing Division Head MHU Saly Putra mengatakan, pasar Tiongkok merupakan salah satu pasar batubara terbesar di dunia. "Kerjasama ini membuka peluang besar bagi MHU untuk meningkatkan volume ekspor dan memperkuat posisi kami di pasar global," katanya.

Saly menjelaskan bahwa MHU telah mencapai target penjualan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, MHU berhasil menembus pasar China dan menjadi salah salah satu dari tiga besar eksportir batubara melalui kerjasama Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA) yang difasilitasi oleh pemerintah.

Berdasarkan data perusahaan, tren penjualan MMS Resources bertumbuh. Pada 2019, perusahaan mencatat penjualan sebesar 13 juta ton, lalu meningkat menjadi 15,6 juta ton di 2020, dan di 2021 sebesar 17,5 juta ton.

CEO MMS Land Andreas Chandra Biantoro turut memaparkan, fokus utama perusahaan sejalan dengan program pemerintah. Saat ini MMS Land telah memiliki sejumlah portofolio di empat titik, yakni Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, dan Labuan Bajo.

Baca Juga: MMS Group Tunjuk China ENFI Sebagai Kontraktor Proyek Smelter Nikel di Kaltim

Proyek di Jakarta, seperti Gedung Comodity Square (CXF Tower) dan data center. Di Bali dengan hotel Pullman Legian, dan di Labuan Bajo dengan hotel Crowne Plaza. Sementara di Kalimantan Timur, MMS Land fokus mengembangkan properti hunian.

"Terbaru, kami groundbreaking Bukit Andara tahap kedua yaitu klaster Ametis Barat," katanya.

CEO MMS Solution Adhi Mustopo mengatakan, fokus perusahaan adalah industri berkelanjutan. Karenanya, saat ini pihaknya tengah fokus menyelesaikan proyek smelter nikel matte di Kalimantan Timur.

Pihaknya menggandeng ENFI Engineering Corporation (China ENFI) sebagai kontraktor. "Kami harapkan tahun depan sudah mulai produksi," sebutnya.

Smelter ini akan memiliki kapasitas produksi 27.000 ton per tahun dengan kandungan nikel lebih dari 70%. Pembangunan smelter nikel matte ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai electric vehicle yang digunakan dalam kendaraan bertenaga listrik (BEV).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×