Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target kewajiban pasokan batubara untuk dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) pada 2024 lebih besar dibandingkan tahun lalu.
“Kebutuhan DMO untuk tahun 2024 sebesar 220 juta ton,” ujar Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).
Menurut hitung-hitungan Kontan.co.id, jika dibandingkan dengan realisasi DMO di 2023 sebesar 213 juta ton, terjadi kenaikan kewajiban pasokan ke dalam negeri sebesar 7 juta ton atau 3,2% year on year (YoY).
Baca Juga: Mobil Listrik Banyak Pakai Baterai LFP, Bagaimana Nasib Baterai Nikel?
Adapun realisasi DMO di 2023 tercatat melampaui prognosa Kementerian ESDM yakni 120% dari targetnya 177 juta ton.
Irwandy menyatakan, konsumen DMO terbanyak ialah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), kemudian diikuti pabrik pupuk, pabrik semen, hingga smelter. Namun khusus untuk smelter menggunakan batubara berkalori tinggi.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, terjadi peningkatan pemanfaatan batubara domestik di tahun lalu karena adanya tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dari proyek-proyek 35 GW yang sedang diselesaikan.
Di sepanjang tahun ini, Kementerian ESDM mencanangkan target produksi batubara sebesar 710 juta ton.
Baca Juga: Kementerian ESDM Telah Setujui Lebih dari 480 RKAB Perusahaan Tambang Batubara
Produksi batubara Indonesia terus meningkat sejak tahun 2020, di mana pada tahun tersebut produksinya sebesar 564 juta ton dengan DMO sebesar 132 juta ton dan ekspor 405 juta ton.
Untuk tahun 2021, produksi batubara mencapai 614 juta ton, dengan DMO sebesar 133 juta ton dan ekspor 435 juta ton.
Pada tahun 2022, produksi batubara Indonesia kembali meningkat di angka 687 juta ton, dengan pasokan DMO sebesar 216 juta ton dan untuk ekspor mencapai 465 juta ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia menjelaskan pasokan DMO di 2023 berjalan lancar dan sejauh ini pihaknya tidak mendengar ada PLTU yang mengalami kelangkaan pasokan.
Baca Juga: Realisasi Rendah, Target Energi Bersih Dipangkas
“Seluruh perusahaan pertambangan batubara wajib untuk menyisihkan 25% dari produksinya untuk pasokan ke dalam negeri. Adapun tiga perusahaan terbesar yang memasok DMO yaitu Kaltim Prima Coal (KPC), Adaro Indonesia, dan Bukit Asam,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Secara umum, APBI melihat kondisi pasar batubara termal global dalam dua tahun terakhir ini dalam kondisi pasokannya jauh melebihi permintaan alias oversupply.
Dari sisi permintaan global, permintaan akan batubara termal di 2022 ke 2023 terus mengalami peningkatan meski secara persentase kecil yaitu di rentang 1%-2%.
Baca Juga: Pencapaian EBT Timpang Dibanding Peningkatan Pemanfaatan Batubara di 2023
Sedangkan di sisi produksi, terjadi peningkatan drastis termasuk produksi dari negara-negara eksportir seperti Indonesia dan Australia serta negara-negara importir utama batubara dunia yaitu Tiongkok dan India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News