Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Produsen aluminium asal India, Nalco saat ini sedang melakukan negosiasi untuk akuisisi Indonesia Asan Aluninum (Inalum) di Sumatera Utara. Nilai akuisisi dikabarkan mencapai Rs 8.000 crore. Jika akuisisi ini dilakukan, maka ini merupakan akuisisi terbesar bagi Nalco.
Menurut sumber yang dikutip oleh business-standard.com, menyebutkan, kontrak kerja konsorsium Jepang untuk menjalankan Inalum akan berakhir tahun depan. Agar pabrik bisa berjalan, pemerintah Indonesia berharap, Nalco mengambil alih bisnis Inalum itu.
"Kalau 100% akuisisi, termasuk memiliki pembangkit listrik, maka investasinya Nalco bisa mencapai Rs 7.000-8.000 crore," kata sumber yang tidak menyebut nama itu.
Nalco dikabarkan sudah presentasi kepada pemerintah Indonesia. Namun, belum diketahui tanggapan dari pemerintah Indonesia. Perlu diketahui, Inalum berdiri sejak 1976 sebagai perusahaan patungan Pemerintah Indonesia dengan konsorsium perusahaan Jepang bernama Nippon Asahan Aluminium (NAA).
Awalnya, rasio kepemilikan saham Pemerintah Indonesia dan konsorsium adalah 10% dan 90%. Namun, pada Oktober 1978, rasio itu berubah menjadi 25% dan 75% persen dan sejak Juni 1987 berubah menjadi 41,13% dan 58,87%. Komposisi saham kemudian berubah menjadi 41.12% untuk Pemerintah Indonesia dan 58,12% untuk konsorsium NAA, tepatnya Februari, 1998.
Sementara itu, kontrak NAA dengan pemerintah Indonesia berjalan selama 20 tahun, dan kontrak ini akan berakhir tahun depan. Agar perusahaan ini bisa berjalan, pemerintah Indonesia berusaha mencari perusahaan lain yang bisa mengelolanya.
Saat ini, konsorsium perusahaan Jepang berusaha mempertahankan Inalum itu. Bahkan, dikabarkan, Pemerintah Jepang berusaha memperbaharui kontrak agar untuk perusahaan dari negeri Sakura bisa memperpanjang kontrak.
Sementara itu, Ketua Nalco bilang, "kami telah menyatakan minat mengambil alih Inalum. Kami telah menunjukkan minat mengambil alih setelah kontrak dengan Jepang berakgir. Apakah Pemerintah Indonesia menawarkan kami sebagian saham atau seluruhnya, kami tidak tahu. Kami belum mendengar kabar dari mereka (Indonesia)," kata pejabat Nalco, B.L. Bagra.
Namun begitu, Bagra Menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengambil sebagian saham atau mengambil keseluruhan saham Inalum.
Inalum saat ini dijalankan konsorsium Jepang. Perusahaan yang berlokasi di Tanjung Kuala, sekitar 110 km dari Medan, Sumatera Utara itu memproduksi sekitar 2,1 ton lakh per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News