kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nielsen: Penjualan Kosmetik Meningkat


Rabu, 25 September 2013 / 07:10 WIB
ILUSTRASI. Penyebab Polip Hidung yang Perlu Anda Ketahui


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Peningkatan harga jual produk kosmetik akibat kenaikan biaya produksi ternyata tak membuat konsumsi produk kosmetik menurun. Hasil survei Nielsen mencatat, selama semester I-2013, penjualan kosmetik di perkotaan dan di pedesaan masih tumbuh lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Hellen Katherina, Direktur Home Panel Services Nielsen Indonesia bilang, penjualan kosmetik di perkotaan di semester I-2013 mencapai 606 miliar kemasan, meningkat 9,4% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 554 miliar kemasan. Sedangkan penjualan kosmetik di pedesaan sepanjang semester I-2013 mencapai 82 miliar kemasan, naik 27,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Hellen bilang, kenaikan penjualan kosmetik di tengah kenaikan harga jual produk mengindikasikan masyarakat sudah menjadikan kosmetik sebagai suatu kebutuhan.

Di sisi lain, Hellen bilang, persentase konsumen yang semula membeli tiga merek kosmetik justru berkurang dari 14% pada semester I-2012 menjadi 10,6% pada semester I-2012. Sedangkan konsumen yang mengonsumsi dua merek kosmetik justru meningkat dari 24,9% pada semester I-2012 menjadi 31,9% pada semester I-2013. Artinya, "Persaingan kini makin ketat di tengah kenaikan harga produk," katanya, Selasa (24/9).

Dari penetrasi produknya, Nielsen mencatat peningkatan penetrasi terbesar terjadi pada produk bedak. Penetrasi pasar produk ini tumbuh hingga 30,8%. Sedangkan kosmetik dekoratif seperti lipstik, eyeshadow, perona pipi, tumbuh sebesar 6,1%. Sementara konsumsi alas bedak penetrasinya cuma tumbuh 4%.

Sementara dari sisi penguasaan pasar, Hellen bilang, produk buatan lokal masih menjadi pilihan bagi perempuan terutama di wilayah pedesaan. Beberapa faktor yang menjadi pendorong antara lain merek tersebut sudah dikenal oleh konsumen di pedesaaan dan harganya juga lebih terjangkau.

Keunggulan merek yang sudah dikenal oleh masyarakat memang menjadi salah satu senjata pagi produsen kosmetik lokal untuk tetap bisa mencatatkan pertumbuhan penjualannya. Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia Putri K Wardhani bilang, dengan kenaikan beban produksi dan serbuan impor membuat persaingan produk di pasar kosmetik dalam negeri semakin ketat.

Makanya, selain mengandalkan merek, Putri bilang, produsen pun banyak melakukan strategi agar produk mereka masih bisa dijangkau konsumen misalnya memperbanyak variasi produk dengan kemasan sachet. "Daya beli konsumen di Indonesia belum terlalu tinggi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×