kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ombudsman ungkap penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani pada 2021


Kamis, 08 April 2021 / 17:57 WIB
Ombudsman ungkap penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani pada 2021
ILUSTRASI. Ombudsman RI ungkap penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani pada 2021


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ombudsman Republik Indonesia melaporkan penurunan harga gabah di tingkat petani saat memasuki panen raya tahun 2021 ini disebabkan produksi yang meningkat, kandungan kadar air yang tinggi dan turunnya permintaan membuat harga gabah turun di tingkat petani.

Sebagai contoh, selama Maret 2021, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 4.385 per kilogram (kg). Harga tersebut turun 7,85% dan di tingkat penggilingan Rp 4.481 per kg atau turun 7,86% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Anggota Ombusman RI, Yeka Hendra Fatika, dalam keterangannya mengatakan, pada 2-4 April 2021 Ombudsman turun ke lapangan mengecek penyebab penurunan harga gabah di sejumlah sentra produksi padi. Seperti antara lain, Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon.

Dalam hasil perbincangan dengan petani, Ombusman menemukan opini yang sama di antara petani bahwa kenaikan produksi gabah pada tahun ini mengalami kenaikan dibanding 2020. Kenaikan produksi ini berada dikisaran 2%-3,1%. 

Baca Juga: Buwas: Kami Mampu Serap Gabah Petani

Hal ini juga sejalan dengan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS)yang menyatakan bahwa produksi gabah sepanjang Januari-April 2021 meningkat sekitar 2,7% dibandingkan periode sama 2020.

Kenaikan produksi ini tak terlepas dari kondisi La Nina pada akhir 2020 dimana terjadi musim kemarau basah yang menyebabkan perubahan pola tanam, dengan waktu tanam yang lebih cepat dari biasanya. Dengan cepatnya waktu tanam membuat musim panen lebih awal seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah panen pada Januari-Februari 2021.

Selain itu, penurunan harga gabah juga tak terlepas dari penurunan konsumsi beras seiring perpindahan pola konsumsi ke karbohidrat berbasiskan gandum.

Curah hujan yang tinggi dibandingkan dengan curah hujan tahun lalu juga mempunyai andil dalam penurunan harga gabah. Banyak petani akhirnya menjual hasil panen padinya dengan kadar air yang lebih tinggi.

Penurunan harga gabah juga didorong oleh semakin berkurangnya tenaga kerja pemanenan. Hal ini berdampak pada banyaknya kasus pemanenan dilakukan pada saat keadaan tanaman belum cukup umur untuk dipanen. 

Baca Juga: Bulog proyeksi serapan beras hingga Mei hanya 600.000 ton, ini kata pengamat




TERBARU

[X]
×