kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ombudsman ungkap penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani pada 2021


Kamis, 08 April 2021 / 17:57 WIB
Ombudsman ungkap penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani pada 2021


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

"Dalam kondisi seperti ini, kualitas gabah dipastikan menurun, butir hampa semakin banyak, hingga mencapai 18%. Hal ini berdampak terhadap tingginya susut dari gabah kering panen menjadi gabah kering giling," ujar Yeka, Kamis (8/4).

Bagaimana dampak tingginya kadar air terhadap harga Gabah Kering Giling, atau harga  beras? Yeka mengatakan, dari kadar air saja, jika rata rata kadar air gabah kering panen sebesar 28,16 % akan dikeringkan menjadi kadar air normal sebesar 14%, maka susut gabahnya sebesar 14,16 %. 

Baca Juga: Pemerintah Hobi Impor Beras, Harga Gabah Kian Merana Memasuki Panen Raya

Dari kadar hampa jika ingin dikurangi dari 18% menjadi 5%, maka susutnya sebesar 13%. Sehingga total susut pasca panen sekitar 27,16%. Jika rata rata harga pembelian gabah kering panen sebesar Rp.3.888 per kg, dengan susut 27,16%, maka nilai gabah kering gilingnya setara dengan Rp 5,338 per kg. 

Dengan demikian, Yeka menegaskan penurunan harga gabah di musim panen raya kali ini disebabkan kondisi penawaran dan kandungan kadar air. "Tidak ada fakta kuat, menghubungkan isu impor terhadap penurunan harga," tegasnya.

Ombusman juga menemukan bahwa sebenarnya bukan harga gabah yang turun, melainkan kualitas atau mutu gabah yang turun. Dan peristiwa mutu gabah turun di musim penghujan atau musim panen raya merupakan situasi yang terus berulang sepanjang tahun.

Selanjutnya: Ombudsman temukan ada potensi maladministrasi kebijakan impor beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×